Seorang gadis berkerudung putih pulang sambil berlari-lari kecil, di tangannya berayun-ayun tas bening berisi bunga berwarna biru yang cantik, berbentuk seperti terompet kecil dengan corak putih di bagian tengahnya. Kumpulan bunga-bunga itu sangat sedap dipandang mata, bercampur dengan daun-daunnya yang hijau.
Sari langsung menuju dapur rumah, diraihnya baskom saring untuk mencuci bunga-bunga itu di air yang mengalir. Setelah bersih, bunga-bunga itu ditiriskan terlebih dahulu di atas kertas yang bersih sebelum ditata di atas nampan bulat yang cukup besar untuk menjemur bunga-bunga itu sampai kering. Rasanya sayang sekali melihat bunga-bunga cantik itu mengering, tetapi untuk mendapatkan manfaatnya memang harus dikeringkan terlebih dahulu.
“Kau berhasil memetik banyak bunga Telang, Nak?” tanya seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba memasuki dapur. Sari menoleh dengan ceria.
“Iya, Bu. Sari terus berjalan hingga ke pinggiran hutan, disana bunga-bunganya sangat banyak.”
“Walau Ibu sedikit khawatir, tapi Ibu senang kamu berhasil mendapatkan bunga yang banyak. Semoga nanti bisa kering maksimal ya, supaya cepat bisa kita jual,” kata ibunya dengan senyum semringah.
Sari mengangguk. Dia senang bisa membantu perekonomian keluarga. Apalagi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang beterbaran di sekitarnya. Ibu Sari seorang guru yang mengajar di sekolah terdekat, Sari diajari banyak hal oleh ibu termasuk menjadi seorang wirausaha.
Tanpa sungkan dan malu, Sari mempraktekkan apa yang diajari ibunya. Belajar mengenai manfaat bunga Telang yang ada untuk kesehatan, mengolahnya dan memasarkannya.
Bunga Telang ini termasuk bunga liar yang banyak tumbuh di pedesaan, pinggiran hutan atau di halaman rumah. Dari penelitian ternyata bunga liar ini banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan, termasuk penyakit yang sedang diderita ayahnya, yaitu asam urat yang menimbulkan nyeri dan ngilu pada persendian.
Pada saat Ayah diserang penyakit itu, Ayah tidak bisa menggerakkan kakinya, katanya sih terasa sakit. Ibu kemudian memetik bunga-bunga telang yang ada di sekitar sekolah, menjemurnya di bawah sinar matahari hingga kering. Sebelum pukul 12 siang Ibu mengangkat jemuran bunga agar manfaat bunga tidak rusak. Esoknya Ibu menjemur lagi di bawah sinar matahari hingga pukul sebelas siang. Setelah benar-benar kering, Ibu menyeduh bunga telang kering itu dan meminumkan airnya kepada Ayah.
Alhamdulillah secara berangsur-angsur Ayah sudah tidak kesakitan lagi, peradangan di sendinya sudah membaik. Sejak saat itu Ibu terus menjemur bunga telang sebagai persediaan obat. Apalagi ternyata bunga ini bisa menjadi pewarna makanan yang alami. Ibu juga pernah membuat sirup dari bunga ini. Wah benar-benar kaya manfaat ya
Kemudian Sari ditawari untuk menjual bunga telang kering lewat akun sosial media yang dimilikinya. Sari menerima tawaran Ibu, setelah beberapa lama akhirnya Sari memiliki banyak pelanggan. Sari senang sekali mendapatkan uang saku dari hasil penjualan bunga telang keringnya. Akhirnya Saripun belajar mengolah bunga telang agar lebih mahir lagi.
Namun, hari itu ternyata berbeda. Setelah bunga-bunga itu sudah terhampar di nampan, mendung menggelayuti awan. Dengan sedih Sari menatap langit sambil berkata, “Bu, rupanya sekarang mendung. Sari tidak bisa menjemur bunga-bunga ini.”
Ibu tersenyum, ”Simpan saja dulu, insyaa Allah besok bisa kita jemur kalau cahaya matahari bagus.”
“Bagaimana kalau sudah memasuki musim h.ujan, Bu? Setiap hari nanti tidak bisa menjemur.”
“Kita bisa memakai oven untuk mengeringkan bunganya, harus dipilih bunga dengan kuntum yang utuh bila menggunakan oven. Sayangnya sekarang Ibu tidak punya, mungkin Sari bisa menabung dari hasil penjualan untuk membeli oven, nanti bisa ditambahkan dari gajian Ibu” saran Ibu.
Senyum Sari mengembang. “Begitu ya, Bu?” tanyanya dengan mata berbinar. “Baiklah, mudah-mudahan penjualan semakin lancar ya, Bu. Persediaan bunga kita masih banyak. Sari mau membuat foto-foto lagi untuk iklan!” serunya sambil berlari kecil lagi menuju kamarnya.
Ibu tersenyum melihat anaknya yang senang dengan kegiatannya yang baik.
Bagus ceritanya. Cerita ini kubacakan pada anak-anak menjelang tidur. ❤️
MasyaAllah … Mantap Bu, semoga bisa mengambil hikmahnya ya..
Maaf baru balas, saya baru buka cerpen ini lagi.