Mengejar Idola Cilik Bagian 10

Bab 10 Menjadi Relawan di Panti Asuhan

“Kabar gembira, Naya diajak Om Andi nih, ke Jogja. Ada acara seru, kata Om Andi.” Kata Bunda. Om Andi adalah kakak pertama Bunda Naya.

“Kapan, Bun?” Tanya Naya bersemangat.

“Setelah UTS dan nanti Bunda telpon Om biar Alesha boleh ikut. Tapi sekarang kalian fokus

dulu pada ulangan yaa..” Sahut Bunda.

“Mau! Sudah lama nggak ke Jogja. Daripada kita sedih-sedih terus. Mending, jalan-jalan.” Kata Alesha.

Naya mengangguk gembira.

“Wah, kita menginap di rumah Om Andi ya!” Seru Naya. “Rumah Om Andi memang sangat

besar! Bisa menampung banyak orang,”

“Oke, aku mau pulang dulu ya! Assalamualaikum!” Seru Alesha dan salim pada Bundanya Naya, ia ingin memberitahu rencananya pada Mama!

**

“Assalamualaikum Ma, aku punya kabar gembira!” Seru Alesha.

Mama sedang mengetik cerita di laptop kesayangannya. Mama Alesha telah menulis lebih dari dua puluh buku. Mamanya memang bekerja di rumah, tapi ia sangat sibuk.

“Waalaikumsalam, Anak Mama. Apa kabarnya?” Kata Mama, ia mematikan laptop itu.

“Mama, Naya diajak omnya untuk ke Jogja buat piknik. Aku boleh ikut, ya!” Kata Alesha riang.

Mama tersenyum. “Benar boleh ikut? Boleh saja, asal sesudah UTS, ya!”

“Iya, setuju!” Seru Alesha super semangat, Mama hanya terkekeh melihat anaknya yang super bersemangat.

“Assalamualaikum Alesha, Alesha.” Panggil Naya.

 Alesha dan Mamanya keluar. Enak ya kalau rumahnya bertetangga.

“Sini, masuk dulu Naya.” Ajak Alesha, mereka pun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.

“Tadi Mama nelpon Om Andi, Tante. Dan katanya Alesha boleh ikut, semakin ramai semakin

seru! Jogja, we’re coming!”

“Tak sabar ya ingin segera ke Jogja!” Alesha memeluk Naya erat.

**

Liburan telah tiba.

Ujian Tengah Semester berlalu dengan lancar. Pagi-pagi, Alesha dan Naya telah sampai di Jogja, Om Andi tampak sudah menunggu mereka di ruang tunggu kantor agen travel Jogja.

Bunda Naya langsung menghampiri Om Andi, memeluknya, dan setelah itu pamit dengan anak-anak.

Lalu, Bunda Naya langsung menaiki mobil travel yang menuju Semarang. Ia tak menginap ataupun menemani mereka, karena ia masih banyak pekerjaan.

Alesha dan Naya menghampiri Om Andi, pria separuh baya itu menyapa mereka dengan ramah dan mengajak mereka ke rumahnya naik mobil.

**

Alesha berdecak kagum melihat rumah Om Andi yang besar, ia memang belum pernah ke sana.

Naya masuk duluan bersama Om Andi, sedangkan Alesha melepas sepatunya di depan rumah.

Naya sudah beberapa kali menginap di rumah Om Andi, ia pun sudah terbiasa dibangunkan oleh White, kucing anggora Om Andi.

Alesha sangat girang melihat White, ia memang pecinta kucing. Apalagi, White berbulu tebal dan berbulu putih. Baru beberapa menit bertemu dengan Alesha, White sudah akrab dengan

Alesha. Padahal, biasanya White tidak suka dengan orang yang ia tak pernah temui!

“Wah, kamu ternyata penakluk kucing ya?” Kata Om Andi sambil mengelus White yang sedang ada di pangkuan Alesha.

White menganggap Ale bestie Om, aromanya sama!” canda Naya.

Alesha mencibir. “Mentang-mentang aku suka makan tuna!”

Alesha memasuki kamar yang akan ia tinggali selama dua minggu itu, kamarnya luas dan sangat girly. Bayangkan, cat dinding warna pastel dengan beberapa barang berwarna pink muda berkombinasi dengan putih. Kamarnya seperti yang Alesha inginkan! Kalau kamar Alesha di rumah lebih ke tomboy. Cat dindingnya berwarna hitam putih, dan banyak sekali komik di raknya. Ia sendiri yang mendesainnya.

“Ini kamar Mbak Sekar sepupunya Naya, anak Om. Tapi, ia sedang kuliah di Australia. Dan, dia baru pulang kira-kira bulan depan. Jadi, kalian bisa menempatinya.” Jelas Om Andi.

Mata Alesha berbinar. Bila mereka adalah tokoh manga, mata Alesha akan berkilauan.

“Om, tidak kangen Mbak Sekar? Aku tiap hari kangen Ayah,”

“Tentu saja Om kangen, makanya seminggu sekali kami ngobrol di telpon. Ayahmu pasti kangen sekali tapi ia harus berjuang agar tugas belajarnya cepat selesai. Naya juga harus berjuang di Indonesia ya, belajar sebaik-baiknya!” Om Andi memeluknya.

Naya tersenyum, mengangguk. “Siap, Om!”

“Istirahat dulu, nanti Tante pulang dari rumah makan, kita jalan-jalan ya!”

**

Siangnya,

Om Andi dan istrinya, Tante Ririn mengajak mereka ke Malioboro, banyak sekali tempat foto foto. Alesha sebagai penggila selfie, sangat senang. Mereka kecapekan, dan duduk di sebuah bangku yang ada di bawah pohon beringin. Alesha sibuk mengedit fotonya, ia mengubah filter pada beberapa foto.

Om Andi pergi sebentar untuk membeli es teh, dan kembali lagi dengan empat kantong es teh jumbo. Mereka meminumnya dan berjalan lagi.

“Yuk sudahan, kita pergi ke Taman Pintar sekarang.” Ajak Om Andi, mereka berdua  mengangguk.

Sesampainya di sana, mereka langsung ke konter tiket, dan segera membeli empat tiket. Alesha dan Naya langsung bermain peran sebagai penyiar TV. Seru! Ada juga pertunjukan film 3D, perpustakaan dan banyak wahana lain. Terakhir, Naya mengajak Alesha bermain air mancur, mereka tertawa gembira.

“Sudah yuk, kita pergi ke tempat yang lain. Ganti baju dulu, ya.” Ajak Alesha, Naya mengangguk.

“Aduh, maafkan Tante, ransel kalian tertinggal di teras! Maaf yaa.” Kata Tante setelah membongkar bagasi mobil.

“Waduh, bagaimana ya?” Alesha panik, ia tak suka lama-lama mengenakan baju basah.

“Eh, itu ada toko suvenir. Coba kita lihat dulu, mungkin ada baju yang kalian bisa pakai.” Kata

Om Andi, mereka menuju ke toko itu.

Banyak kaos anak-anak yang di jual di sana. Semuanya bertuliskan Taman Pintar. Alesha dan

Naya memilih kaus kembar berwarna putih dan juga topi.

Om Andi membawa baju itu ke kasir dan membelinya, setelah itu mereka izin pada mbak kasir untuk memakai toilet.

Setelah diizinkan, Alesha dan Naya berganti baju. Bajunya yang basah ditaruh di dalam kantung. Mereka wefie di salah satu bagian toko dengan baju baru mereka.

“Makasih Om, Tante! Aku suka, deh bajunya.” Kata Alesha, ia berputar dengan gembira.

“Terima kasih banyak, Tante dan Om!” Sambung Naya malu-malu.

Bersambung ke Bab 11

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar