Mengejar Idola Cilik Bagian 12

Bab 12 Ternyata Tidak Mudah

“Selamat pagi, anak-anak! Tante bikin sarapan nasi goreng!” Seru Tante Ririn.

“Terima kasih, Tante!” Balas Naya.

Udara segar membuat Naya senang. Ia terbangun pukul empat subuh, ia sudah selesai mandi dan salat.

Ia memakai gaun putih selutut kesukaannya, lalu memakai bando hitam pemberian Alesha saat ulang tahunnya.

“Aku bikin salad, boleh Tan?”

“Boleh, dong!”

Naya beranjak ke dapur, dan memotong buah-buahan. Hari ini, ia sangat ingin makan salad buah, dan beruntungnya semua bahan telah tersedia. Ia mulai membuat salad dari apel, nanas, stroberi, blueberry, pisang, dan anggur.

“Halo, Naya, halo Tante!” Sapa Alesha ia masih memakai piyamanya. Memang sudah jadi kebiasaan Alesha sarapan dahulu baru mandi.

“Hai. Mau nggak?” Tawar Naya sambil menunjukkan salad buah yang sedang ia beri mayones.

Alesha menggeleng dan duduk di kursi meja makan.

“Sarapan, yuk! Sudah sikat gigi?” Tanya Tante Ririn.

Alesha mengangguk dan mengambil sepiring nasi goreng buatan Tante Ririn.

“Enak! Terima kasih, Tante!”

Setelah makan, mereka berdua siap-siap. Alesha mandi pagi. Naya lalu mengoreksi tariannya sendiri. Ya, ia membuat tarian itu sendiri kemarin malam.

Tarian itu ia buat khusus untuk saat acara penggalangan dana, dan tarian ini akan ditampilkan oleh anak-anak panti. Alesha yang sudah selesai mandi, ikut mempelajari tarian Naya. Ia juga

sempat melatih nyanyiannya. Alesha mengenakan shirt kesukaannya yang bertuliskan ‘Hawaiian Girl’ berwarna kuning, dan celana hitam.

“Alesha, Naya? Sudah selesai?” Tanya Om Andi yang baru saja masuk rumah. Ia baru saja pulang dari membeli susu untuk diminum.

“Sudah, Om. Ayo!” Sahut Naya, Om Andi pun meletakkan susu di kulkas dan segera keluar rumah bersama Alesha dan Naya.

“Selamat latihan, bersenang-senang ya!” Tante Ririn mengecup kedua gadis itu.

**

Mereka pergi ke panti asuhan, dan Alesha serta Naya membantu kakak-kakak yang mengurus

mereka untuk bangun. Tak susah kok, membangunkan mereka. Mereka sudah mandiri, tak seperti Alesha dan Naya yang kadang malas untuk bangun sampai Mama dan Bunda harus memarahinya.

“Hai Kak Alesha, Kak Naya! Aira mau ikut belajar nari dan nyanyi boleh kan??” Tanya Aira anak berusia enam tahun itu memasang muka memelas. Alesha tertawa, dan Naya mengangguk sambil membelai kepala Aira.

“Yey!! Ya sudah Kak, Aira mau mandi dulu!” Celetuk Aira, dan segera menuju ke kamar mandi.

Alesha dan Naya menunggu di salah satu ruangan yang biasanya dijadikan tempat untuk bermain. Karpet-karpet yang ada di ruangan itu digulung oleh Alesha dan Naya, sehingga lantai yang bersih itu terlihat.

Alesha menyanyi sekali lagi, memastikan suaranya sudah siap untuk mengajar teman temannya. Sedangkan Naya fokus menari di sisi lain ruangan.

Tak lama, teman-teman yang akan mementaskan tarian dan nyanyian saat acara penggalangan dana itu tiba. Wajah mereka berseri-seri, dan badan mereka segar karena habis mandi.

“Hai! Bagaimana hari ini sudah siap belajar menari dan menyanyi?” Alesha memandang semua temannya satu persatu.

“Sudah siap!!” Seru mereka.

“Astaghfirullah!” teriak Naya yang gampang kaget itu langsung meloncat. Melihat itu, anak-anak panti jadi tertawa terbahak bahak.

“Jadi, hari ini kalian belajar nyanyi sama aku dan belajar menari sama Naya, ya!” Sahut Alesha,

Naya hanya tersenyum.

“Sekarang kita mulai dengan belajar nyanyi, Kita mulai dengan berdoa dulu!” Kata Alesha pada anak-anak.

Setelah satu jam belajar menyanyikan dua lagu Raina bersama-sama. Ternyata tidak mudah ya jadi guru! Anak-anak susah mengingat gerakan tarinya. Belum lagi, mereka asyik bercandan bareng teman-temannya. Suara Naya sampai serak karena harus berteriak-teriak mengingatkan anak-anak agar fokus!

Tak jauh beda dengan Alesha yang mengajar anak-anak menyanyi. Anak-anak lupa liriknya dan menyanyi sembarangan. Ketawa lagi. Nyanyi lagi. Salah lagi. Huhu. Ia ingin menangis tapi malu sama anak-anak. Ia jadi tahu betapa sulitnya Miss Sarah mengajarinya menyanyi.

Setelah tiga jam, akhirnya latihan itu selesai. Mereka istirahat, semuanya kabur dan segera berebutan ingin minum air es.

“Kalau sudah, silahkan kembali ke kelas ya!” Perintah Naya, semuanya hanya mengangguk sambil meneguk air es itu.

Setelah semuanya masuk, mereka beristirahat sebentar dan kemudian belajar menari. Semua anak girang, karena menurut mereka tarian itu indah sekaligus lucu.

Tak semuanya ikut belajar menari dan menyanyi lho, ada juga yang akan pentas puisi dan juga mengaji. Tapi, yang mengurus itu adalah Om Andi. Jadi, Alesha dan Naya hanya akan fokus

pada anak-anak yang akan pentas nari dan nyanyi.

Naya kembali mengajar tari, dan Alesha dengan sigap memotretnya dari segala arah. Setelah

selesai, Alesha meminta bantuan pada salah satu kakak pengurus panti untuk memotret mereka semua.

“Sudah!” Kata Kakak berambut cepak itu.

“Terima kasih, Kak!”

Bersambung ke Bab 13

Bagikan artikel ini:

Satu pemikiran pada “Mengejar Idola Cilik Bagian 12”

Tinggalkan komentar