RAHASIA MASAKAN NENEK

RAHASIA MASAKAN NENEK

Oleh : Heru Patria

Ini hari kedua Salsa dan mamanya berkunjung ke rumah nenek. Sejak hari pertama ia datang di hatinya sudah dipenuhi banyak tanda tanya. Ia heran sekali. Apa pun yang dimasak oleh neneknya rasanya jadi sangat lezat, Padahal nenek hanya memetik sayur-sayuran dari kebun di belakang rumah. Namun, soal rasa bisa mengalahkan menu makanan di restoran mewah. Hal itu membuatnya sangat penasaran.

Lantaran tak tahan menahan rasa ingin tahu, saat hendak tidur malam Salsa pun mengajukan pertanyaan pada mamanya.

“Ma, masakan nenek kok bisa selalu lezat seperti itu, kira-kira apa yang bumbu rahasianya?”

“Dari semasa mama masih kecil, masakan nenekmu memang terkenal lezat. Makanya warga kampung ini sering menggunakan jasa nenekmu ketika punya hajat,” sahut mamanya sambil berbaring di samping Salsa.

“Pasti ada rahasianya itu, Ma.”

“Eeh, soal itu mama kurang tahu.”

“Salsa jadi takut, Ma.”

“Takut kenapa?”

“Ibu guru Salsa pernah bilang, kalau makanan yang terlalu lezat biasanya banyak menggunakan bumbu penyedap rasa atau vetsin. Dan itu berbahaya bagi kesehatan karena memicu penyakit kanker.” Salsa menatap mamanya dengan tajam.

“Setahu mama sih, nenek gak pernah menggunakan bumbu semacam itu.”

“Kita kan jarang ke sini Ma, jadi siapa tahu sekarang Nenek pakai vetsin.”

“Daripada penasaran seperti itu, coba besok kau cek saja ke dapur,” saran mamanya.

“Wah, ide bagus Ma. Besok Salsa akan mengeceknya.”

Sang mama tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Wanita itu jadi ingat masa kecilnya. Dulu sewaktu dirinya masih seusia Salsa, juga memeiliki rasa keingintahuan yang sangat besar seperti Salsa sekarang. Sepertinya Salsa benar-benar mewarisi sifatnya.

Selang beberapa saat kemudian, Salsa sudah terlelap. Wanita itu perlahan bangkit dan meninggalkan kamar. Ia menghampiri wanita 55 tahun yang sedang menonton televisi di ruang tengah. Diceritakannya tentang kecurigaan Salsa. Nenek itu tersenyum.

“Benar-benar mirip dengan masa kecilmu, ya Sun,” ujar nenek pada Bu Sundari mamanya Salsa.

Bu Sundari tersenyum malu. Ternyata ibunya masih ingat dengan semua itu.

***

Esok harinya, ketika nenek dan mamanya sedang pergi ke warung, dengan langkah hati-hati Salsa memasuki dapur. Berlagak seperti seorang detektif ulung, ia mulai memeriksa satu per satu wadah bumbu yang berderet di dapur. Semua dibuka dan ia teliti isinya. Namun, yang ia dapatkan hanya bumbu-bumbu dapur biasa. Bumbu tradisional. Ada bawang merah, bawang putih, lombok, lengkuas, kunyit, kencur, ketumbar, merica, garam, dan sebagainya. Tidak ada satu sachet pun penyedap rasa atau vetsin seperti yang ia duga.

Saking asyiknya Salsa memeriksa setiap wadah bumbu yang ada, ia sampai tak menyadari jika neneknya sudah kembali.

“Kau sedang mencari apa, Cucuku?” tanya nenek sambil meletakkan seikat besar daun singkong yang baru dipetik.

“I-itu Nek, eee ….” Salsa gelagapan sampai lupa apa yang ia cari sebenarnya.

“Kau mencari rahasia kelezatan masakan nenek, ya?”

Salsa mengangguk malu. Wajahnya tertunduk kelu.

“Rahasia kelezatan masakan nenek tidak ada di dapur, tapi adanya di kebun.”

Hah? Di kebun? Salsa semakin bingung dan bertambah penasaran.

“Ja-jadi Nenek menyembunyikan penyedap masakan di kebun?”

He he he! Sang nenek hanya mengekeh sampai terlihat gigi ompongnya.

“Dari pada kau penasaran, ayo nenek tunjukkan padamu!”

Tanpa menunggu jawaban dari Salsa, nenek langsung menarik tangan Salsa dan diajaknya keluar dari dapur. Salsa menurut saja. Meskipun ada banyak pertanyaan dalam pikirannya, tapi ia bertahan untuk diam saja. Ia menunggu sampai tahu apa yang akan ditunjukkan nenek padanya.

Kalau sampai sang nenek ternyata menyembunyikan vetsin atau penyedap rasa seperti yang ia duga, maka ia akan menjelaskan pada neneknya tentang bahaya mengkomsumsi makanan yang diberi bumbu vetsin.

“Nah, Salsa inilah rahasia kelezatan masakan nenek,” kata nenek saat mereka sudah berada di tengah kebun yang cukup luas.

“Yang mana, Nek?”

“Yang ada di hadapanmu itu.”

“Pohon ini?”

“Iya. Itu namanya pohon salam. Daunnya biasa nenek pakai untuk pelezat masakan. Selain itu aromanya juga sedap.”

Salsa melongo menatap pohon dengan batang sebesar lengan. Daunnya berbentuk sirip berukuran sedang. Sebesar daun rambutan yang masih muda.

“Cobalah kau petik selembar daunnya yang sudah tua. Kau robeklah dan cium aromanya ….”

Tanpa menyahut Salsa melakukan apa yang diperintahkan oleh neneknya. Ia petik selembar daun yang sudah tua. Ia robek menjadi beberapa bagian. Perlahan ia dekatkan ke hidungnya yang mancung.

Hmm, seketika aroma wangi yang khas tercium olehnya. Salsa menghidu dengan lebih dalam. Aroma wangi khas menguar lebih kuat. Baunya mirip masakan nenek yang lezat.

“Bagaimana? Harum dan lezat kan aromanya?”

“Iya, Nek.”

“Masak sayur apa pun apabila diberi daun salam ini dan sedikit tempe masam maka kelezatannya tidak akan tertandingi,” ujar neneknya dengan senyum bangga.

“Jadi bener nih Nek, rahasia masakan nenek itu karena bumbu-bumbu tradisional semacam ini dan bukan karena penyedap rasa?”

“Tentu saja benar, Cucuku. Bumbu-bumbu tradisional seperti daun salam, daun pandan, daun jeruk purut, merupakan bumbu warisan lelehur yang sudah teruji kesehatan dan manfaatnya. Makanya nenek gak pernah masak pakai vetsin dan penyedap rasa apa pun juga.”

Aha! Mata Salsa berbinar cerah. Kini ia mengakui kehebatan neneknya. Ia jadi merasa bersalah karena telah mencurigai masakan neneknya. Rahasia masakan nenek itu telah terbongkar. Tapi penjelasan dari neneknya ini justru semakin membuatnya bertanya-tanya. Apa benar bumbu tradisional itu lebih menyehatkan? Salsa akan segera mencari tahu lewat internet.

***

He he he! Salsa tersenyum sambil menatap layar HP milik mamanya yang sengaja ia pinjam untuk browsing tentang daun Salam. Dan ternyata apa yang dikatakan oleh neneknya memang benar adanya. Daun Salam yang memiliki nama latin Sysygium Polyanthum ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan.

Selain sebagai penyedap masakan, daun Salam juga berkhasiat untuk : Memperbaiki saluran pencernaan, mengobati asam urat,  mengobati kolesterol, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan peradangan lambung, memelihara kesehatan jantung, menurunkan kadar gula darah, meningkatan imun tubuh, sebagai bahan anti aging, bahkan mampu meredakan stress.

“Wah, wah, wah, ternyata sangat luar biasa sekali manfaat daun salam ini,” gumam Salsa sambil geleng-geleng kepala.

Pantas saja neneknya Salsa menggunakan daun Salam ini sebagai resep rahasia kelezatan masakannya. Salsa berjanji akan mewarisi resep rahasia ini sampai dewasa nanti. Ia akan melestarikan resep-resep tradisional neneknya yang tak pernah menggunakan vetsin dan penyedap rasa buatan.

Salsa akan belajar memasak pada mamanya dengan menggunakan bumbu-bumbu tradisional yang alami. Selain lezat juga terbukti kaya manfaat. Sebuah hal yang patut dilestarikan demi untuk menjaga kesehatan badan. Terlebih saat ini banyak sekali jenis penyakit tidak menular yang membahayakan bersumber dari salah mengkonsumsi makanan.

“Cerpen ini diikutsertakan dalam Lomba Cipta Cerpen Anak PaberLand 2024”

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar