Raksasa Mungil

Oleh : Joanna Asterlita

Semua raksasa bertubuh besar, sangat besar, dan teramat besar. Kecuali Minima. Minima adalah raksasa mungil bertubuh paling kecil diantara semua raksasa yang ada di Negeri Raksasa. Raksasa ada yang setinggi pohon cemara. Ada juga yang setinggi pohon mangga. Raksasa lainnya setinggi pohon kelapa. Sedangkan Minima, ia sebesar dirimu, iya kamu!

“Ayo, kita petik buah-buahan di hutan!” ajak Axel.

“Siap!” Maxima paling bersemangat jika berhubungan dengan makanan.

Minima, Felo, dan Feli mengangguk setuju. Mereka pun menuju wilayah hutan yang banyak ditumbuhi buah-buahan.

Axel memetik buah mangga dan pepaya. Felo dan Feli memetik buah jeruk dan apel. Maxima memetik buah kelapa dan memberikannya pada Minima. Minima sedih melihat teman-temannya dapat memetik buah-buah yang tinggi dengan sangat mudah. Mereka hanya perlu menjulurkan tangan untuk meraih buah-buah itu. Minima merasa ia tidak berbuat banyak, hanya memungut dan mengumpulkan buah yang dipetik teman-temannya.

“Aku ingin tumbuh lebih tinggi dan besar,” kata Minima.

Ia mencoba melompat meraih buah pepaya. Melompat lagi lebih tinggi. Dan lebih tinggi lagi. Hanya ujung daun pepaya saja yang berhasil diraihnya.

“Apa yang kau lakukan, Minima?” tanya Axel.

“Aku hanya ingin jadi lebih tinggi dan besar seperti kalian, jadi aku melompat. Mungkin aku perlu lebih sering melompat agar bertambah tinggi,” sahut Minima.

“Hmm, mungkin saja. Kau juga bisa berlatih melompat sambil bermain lompat tali. Mau coba?” usul Axel.

“Boleh, kita makan dulu saja, Maxima tampak sudah sangat lapar, hahaha. Setelah itu, temani aku bermain lompat tali ya,” ujar Minima.

Mereka berlima memakan buah-buahan itu dengan lahap. Minima sudah selesai makan sementara teman-temannya masih sibuk mengunyah. Ia menjalin akar pohon menjadi seutas tali panjang.

Setelah beristirahat, mereka bermain lompat tali. Felo dan Feli memegang tali. Minima melompat, melompat makin tinggi, dan terus melompat. Hingga ia kelelahan.

“Huff … Apakah aku sudah bertambah tinggi?” tanya Minima.

“Rasanya tidak … eh mungkin iya,” jawab Felo.

“Entahlah, aku tak yakin. Mungkin bertambah tinggi sedikit,” sahut Feli.

“Tapi, kau jadi kurus, Minima. Kalau mau bertambah tinggi dan besar, sebaiknya kamu makan lagi,” kata Maxima sambil memberikan buah apel dan jeruk pada Minima.

Minima makan satu buah apel dan dua buah jeruk. Maxima memberikan buah pepaya dan kelapa. Aduh, Minima tak sanggup makan lebih banyak lagi. Ia menyeruput air kelapa muda dan meminta Maxima menghabiskan buah kelapa itu.

Minima merasa sedih. Makan banyak dan bermain lompat tali tak membuatnya bertambah besar dan tinggi seperti teman-temannya.

“Lihat, banyak ikan berenang di sungai sebelah sana!” tunjuk Feli.

“Kata Ibuku, berenang membuat kita bertambah tinggi. Apa kau mau mencobanya, Minima?” kata Axel.

“Hmm, baiklah. Aku mau mencobanya!”

Minima berenang bersama ikan-ikan di sungai. Ia berenang, berenang makin cepat, dan juga semakin jauh. Minima sudah berenang sekuat tenaga hingga hilir sungai.

“Apakah aku sudah bertambah tinggi dan besar?” tanya Minima.

“Iya, sedikit bertambah, kurasa,” kata Feli.

Minima sedih. Ia tetap saja tak bisa tinggi dan besar seperti raksasa lainnya. Apakah selamanya ia akan sekecil ini? 

“Eh, aku lapar sekali! Ingin makan ikan. Tapi aku tak bisa menangkapnya. Baru aku berjalan mendekat ke sungai, ikan-ikan sudah kabur duluan,” keluh Maxima.

“Hahaha, kau terlalu besar, Maxima. Tentu saja ikan-ikan ketakutan mendengar suara kakimu yang berdebam keras,” Felo dan Feli tertawa.

“Ssttt, aku juga sudah berusaha pelan-pelan. Tapi gerakan tanganku kalah dengan kecepatan ikan-ikan itu berenang,” kata Axel.

“Menangkap ikan? Kurasa aku bisa,” Minima pergi ke sungai. 

Tak lama kemudian, Minima kembali membawa satu ikan besar serta 4 ikan kecil di tangan kanan dan kirinya. 

“Wah, kamu hebat sekali, Minima!” puji Axel.

“Bagaimana caramu menangkapnya?” tanya Felo dan Feli berbarengan.

Maxima segera membuat perapian dari ranting kayu dan memanggang ikan yang dibawakan Minima.

“Tubuhku kan kecil dan ringan, ikan-ikan tidak tahu aku ada di dekat mereka. Tadi aku cuma duduk di sungai dan menggunakan kausku sebagai jala, hehe. Itu aku dapat empat ikan kecil,” sahut Minima.

“Lalu, ikan yang besar ini?” tanya Felo penasaran.

“Oh, ikan besar itu … dia sangat gesit, berenang cepat sekali. Tapi aku tak kalah cepat, akhirnya ia berhasil kutangkap,” jelas Minima.

“Keren! Terima kasih, Minima,” kata Maxima, Axel, Felo, dan Feli.

Minima tak sedih lagi. Ia merasa bahagia bisa berguna. Ternyata tak perlu jadi besar dan tinggi seperti raksasa lainnya. Minima cukup menjadi dirinya sendiri, si raksasa mungil.

Jika teman-temannya memetik buah di pohon yang tinggi, ia akan memetik buah di semak-semak saja. Bukankah arbei, ciplukan, stroberi, dan tomat juga tak kalah lezat? Minima juga tetap suka bermain lompat tali walau itu tak membuatnya bertambah tinggi. Berenang dan memancing ikan tentu saja jadi keahliannya. Semua raksasa memang bertubuh besar, sangat besar, dan teramat besar. Kecuali Minima si raksasa mungil yang lincah dan ceria.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar