Melung ingin mengikuti lomba bernyanyi. Namun, dia tidak punya pelatih. Semua ayam pelung juga ikut berlomba. Mereka akan bersaing.
Akhirnya, dia mencari bantuan. Siapa ya, yang akan membantunya? Melung menemui temannya, si Kodi.
“Kodi, apa kau ada di dalam?” teriak Melung.
Dia sudah sampai di rumah Kodi. Kodi mengintip dari balik daun. Pagi itu cuaca sangat terik. Kodi sedang tidak mau keluar.
“Ada apa Melung?” Jawab Kodi.
“Kodi, maukah kau membantuku?” Melung menarik Kodi. Dia menjelaskan pada Kodi maksud kedatangannya. Namun, Kodi menggeleng. Kodi tidak percaya diri.
Melung merasa kecewa, tetapi tidak dapat memaksa Kodi.
“Kenapa tidak mencoba berlatih dengan Cica?” Saran Kodi.
Ah, iya! Melung ingat, Cica bersuara merdu. Dia dan teman tonggeret lainnya sering mengadakan konser. Suara mereka sangat merdu. Akhirnya, Melung mencari Cica.
Biasanya Cica berada di atas pohon. Melung dan Cica berpapasan di jalan. Cica sedang menuju ke tengah hutan. Musim hujan yang sebentar lagi usai, membuat mereka sibuk. Cica dan kawanannya sedang menyiapkan orkestra, mereka semangat berlatih.
“Cica, apakah kau mau membantuku?” Melung mencoba menghentikan Cica.
“Membantu apa, Melung?” Cica berhenti dan terbang lebih rendah.
Melung menjelaskan maksudnya, dia ingin Cica melatihnya. Cica sedikit keberatan, tetapi dia ingin membantu. Cica pun setuju hanya jika latihannya setelah dia selesai berlatih dengan temannya.
Akhirnya, Melung mendapatkan pelatih! Dia akan sangat rajin berlatih dan siap untuk lomba. Cica melatih melung setiap sore hari. Sambil menunggu waktu berlatih dengan Cica, Melung selalu berlatih sendiri.
Melung berlatih setiap hari, sepanjang waktu. Melung kelelahan, Cica pun merasa khawatir. Melung terlihat lesu, suaranya pun mulai terdengar serak. Cica menyarankan Melung untuk beristirahat. Namun, Melung menolak, apalagi lomba tinggal dua hari lagi.
Dengan terpaksa Cica melatih Melung yang suaranya sudah semakin serak. Melung bernyanyi dengan susah payah.
“Melung, lebih baik kau beristirahat. Pulihkan dulu suaramu,” saran Cica.
“Tidak Cica, temanku yang lain sangat rajin berlatih setiap hari.”
Keesokan harinya, Melung sakit. Suaranya hilang. Melung bingung. Cica pun merasa cemas. Besok lomba akan dimulai, suara Melung benar-benar hilang.
Cica mengajak teman-teman tonggeret lainnya untuk mencari obat. Kodi pun ikut membantu. Mereka merawat Melung, memberikan minum dan makanan yang cukup. Saat cuaca bagus, Melung diajak berjemur.
Melung merasa menyesal, dia tidak mau mendengarkan Cica. Dia juga merasa berterima kasih. Suara Melung mulai kembali, tetapi dia belum bisa bernyanyi seperti biasanya.
Cica dan Kodi menghibur Melung. Mereka mengajak Melung untuk bernyanyi diiringi suara Cica dan Kodi. Suara Melung yang sedikit lemah, dikuatkan oleh suara Cica dan Kodi. Mereka pun menciptakan irama yang merdu.
Lomba bernyanyi pun tiba. Melung, Cica, dan Kodi duduk di bangku penonton. Melung tidak jadi ikut lomba. Dia mendukung teman-temannya.
Semua peserta lomba sudah tampil. Tiba-tiba, teman-teman Melung menarik Melung, Cica dan Kodi. Mereka diminta untuk bernyanyi. Mereka pun mulai bernyanyi. Semua bersorak gembira.
(Tulisan merupakan karya Aprilla Adawiyah, yang dimuat dalam luaran skripsi mahasiswa berupa e-book Kumpulan Cerita Fabel Kearifan Lokal Jawa Barat, tahun 2023)