Kaus Kaki Emilly

Emelly memiliki kebiasaan buruk sejak lama. Ia tidak pernah mau mengganti kaus kaki yang dipakainya ketika sudah kotor. Akibatnya setiap kali hendak berangkat ke sekolah, Emelly selalu kehilangan satu kaus kaki yang akan dipakainya. Hal itu berlangsung berulang-ulang. Namun Emelly tidak pernah kapok. Seperti pada pagi itu. Saat sedang terburu-buru, Emelly kehilangan satu kaus kakinya lagi yang sebelah. Akhirnya, Ia bersepatu tanpa memakai kaus kaki. Padahal, jadwal mata pelajaran hari ini adalah olahraga berlari. Emelly terpaksa berlari tanpa kaus kaki, sehingga menyebabkan kakinya terluka. Pulang sekolah, Emelly berjalan sambil meringis kesakitan.

“Mama… Lihat kaki Emelly…  Aduh, sakit sekali,” rintihnya sambil menahan sakit.

Mendengar suara Emelly, Mama terkejut dan setengah berlari mendekatinya.

“Mell, kenapa kaki kamu? Kok bisa luka-luka begini Sayang?” kata Mama.

“Iya Ma. Tadi Emelly tidak memakai kaus kaki, karena hanya ada sebelah,” jawab Emelly terbata-bata.

Mendengar jawaban anak perempuanya, Mama kemudian menasihati agar Emelly selalu mengganti kaus kaki yang sudah kotor dan menaruhnya di mesin cuci.

“Kamu harus menjaga kebersihan Mell. Ganti kaus kakimu kalau sudah kotor supaya dicuci. Lalu simpan kaus kaki yang sudah bersih, sehingga saat kamu hendak memakai tinggal memangambilnya, kata Mama.”

Emelly mendengarkan nasihat Mama dan berjanji akan mengubah kebiasaan buruknya itu. Namun, rupanya Emelly lupa akan janjinya itu. Suatu pagi ketika hendak berangkat ke sekolah, Emelly kembali kehilangan satu kaus kaki yang akan dipakainya. Emelly mengingat-ingat jika kemarin sepulang sekolah dirinya yakin sudah meletakkan kedua kaus kakinya ke dalam sepatu. Ia pun mencari di sekeliling rak sepatu, tapi tetap saja tidak ditemukan.

“Mama, lihat kaus kaki Emelly yang sebelah enggak!” teriak Emelly.

“Kemarin kamu taruh di mana Sayang? Sekarang pakai kaus kaki yang ada dulu saja. Ayo buruan, nanti kamu terlambat ke sekolah.” jawab Mama sambil memberikan kaus kaki yang sudah agak kendor kepada Emelly.

Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, Emelly penasaran keberadaan kaus kakinya yang selalu hilang sebelah itu.

Bel tanda pulang sekolah berbunyi nyaring. Emelly bergegas pulang. Sepulang dari sekolah, Emelly langsung mencari kaus kakinya di sekitar rak sepatu. Saking penasarannya, Emelly membongkar rak sepatu dan menurunkan semua sepatu. Namun, tetap saja kaus kakinya tidak ditemukan. Ia lalu kembali menggeser rak sepatu. Emilly terkejut melihat sudut rak sepatu yang penuh dengan kecoak lengkap dengan kaus kakinya yang selama ini hilang sebelah.

“Mama! Cepat ke sini,” teriak Emilly memanggil Mamanya.

Mamanya pun terkejut melihat apa yang Emilly lihat. Dengan segera Mama mengambil semprotan serangga untuk mengusir kecoak-kecoak tersebut. Tidak lama semua kecoak itu pergi terbirit-birit. Namun, wajah Emilly tampak sedih. Ia melihat kaus kakinya sudah rusak penuh lubang-lubang kecil bekas gigitan kecoak.

“Kaus kaki Emilly tidak bisa dipakai lagi,” keluhnya sambil terus menatap kaos kakinya di lantai.

“Sekarang bersihakan sama-sama, yuk.” Mama mengajak Emilly membersihkan area rak sepatu agar Emilly tidak bersedih lagi.

Setelah semuanya bersih, Mama kembali menasihati Emilly untuk menepati janjinya agar menjaga kebersihan sepatunya setelah selesai dipakai. Serta menaruh kaus kaki yang sudah kotor ke tempatnya. Kali ini Emilly benar-benar kapok dan menyesal karena tidak mau mendegar nasihat Mamanya. Semenjak peristiwa itu Emilly menjadi anak yang rajin memberishkan rak sepatu dan menjaga kebersihan kaus kakinya.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar