Abang Bajaj Misterius [Bagian Kedua]

“Kak Rida lihat, kan? Mengucapkan terima kasih saja tidak,” sungut Dena.

“Sudahlah! Abang bajajnya mungkin sedang terburu-buru. Yuk, masuk kelas!”

“Sebentar, Kak!” seru Dena. “Mapku mana?”

“Map apa?” tanya Rida.

“Map yang tadi kubawa, yang berisi tugas-tugas Matematika. Kalau tidak dibawa, aku tidak bisa ikut ulangan,” jawab Dena. “Jangan-jangan ….”

“Jangan-jangan apa? Kakak sepertinya tidak melihatmu membawa map.”

“Aku bawa, Kak. Uang SPP yang tadi diberikan Ibu untuk dibayarkan juga kuselipkan di dalam map itu,” Dena sudah hampir menangis.

“Ya, ampun! Kamu ceroboh sekali, Dena! Coba ingat-ingat lagi di mana kamu terakhir kali meletakkannya. Apa mungkin ketinggalan di rumah?”

“Aku yakin sudah membawanya, Kak. Pasti mapku ketinggalan di bajaj tadi,” kali ini Dena benar-benar menangis.

“Sudahlah,” Rida menenangkan adiknya. “Nanti, kamu bicarakan sama Bu Neni, kejadian yang sebenarnya. Semoga kamu diberi kesempatan untuk menyerahkan tugas-tugas Matematika, besok. Sementara itu, kamu boleh tetap ikut ulangan.”

“Tapi … uang SPP-nya?” Dena masih terisak.

“Hm, semoga abang bajaj yang mengantarkan kita tadi berbaik hati mau mengembalikannya,” hibur Rida.

“Mana mungkin, Kak? Pasti abang bajaj itu senang karena telah menemukan uang di mapku.”

“Hush! Kamu tidak boleh berprasangka buruk seperti itu, Dena!”

“Abang bajaj tadi misterius sekali, Kak. Dia selalu menyembunyikan wajahnya. Dia juga sama sekali tidak ramah pada kita. Itu kenyataan kan?”

“Ya, sudah. Kalau begitu, kamu harus bilang sama ibu. Paling-paling kamu akan dinasihati dulu sebelum diberikan uang penggantinya.”

“Abang bajaj itu pasti penjahat yang sedang menyamar,” Dena masih kesal. Isakannya masih sesekali terdengar.

“Jangan menuduh! Kamu yang salah,” Rida tidak suka dengan sikap adiknya. “Sekarang, kita masuk ke kelas. Kalau di sini terus, nanti bisa terlambat.”

Dena menurut. Dia mengikuti kakaknya. Di persimpangan dekat ruang guru, mereka berpisah menuju kelas masing.masing.

***
Dimuat di KORAN BERANI, 30 Januari – 5 Februari 2012 / Tahun VI / No. 4
Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar