Asal-usul Laba-laba Berkaki Delapan

Pada zaman dulu sekali, laba-laba belum punya delapan kaki.  Dia hanya punya enam kaki, seperti serangga. Dia juga belum bisa memintal sarang yang indah. Namun, karena laba-laba punya semprotan benang lengket yang sangat cepat dan kuat untuk menjebak mereka , ia pun ditakuti dan dijauhi kaum serangga.

Laba-laba jadi lebih senang menyendiri dan bersembunyi. Ia suka tinggal di tempat yang  sepi dan jarang dilalui manusia dan binatang besar, sambil menunggu mangsa yang lewat.

Walau begitu, Laba-laba jadi punya kegiatan baru. Ia jadi sering memperhatikan hewan-hewan yang mendekati sarangnya. Hewan-hewan yang  tersesat dan kesepian, atau bersembunyi dari ancaman. Misalnya, saat dia bersembunyi di gudang peternakan tua, ia melihat anak ayam pincang yang kebingungan. Saat dia bersembunyi di atas pohon di pinggir jalan raya, ia melihat seekor tupai tua yang tertatih-tatih menyusuri kabel listrik.

Suatu malam, saat laba-laba sedang menyusuri kardus-kardus bekas untuk mencari tempat tinggal baru, ia melihat seekor anak kucing yang berjalan terpincang-pincang. Kakinya terluka entah karena apa. Bulu-bulunya pun kotor dan bau. si Laba-laba menembakkan benang sutera-nya lalu meluncur ke punggung anak kucing itu.

Saat ada rombongan anjing hendak menggangu si anak kucing, si Laba-laba dengan cepat menyemprotkan benangnya sampai ke depan hidung si anjing. Anjing itu pun menyalak, karena hidungnya terhalang, lalu pergi.

Saat seorang manusia hendak menendang si anak kucing, si Laba-laba lagi-lagi menyulurkan benangnya ke arah hidung si manusia, hingga manusia itu panik dan akhirnye meninggalkan si anak kucing. Sayangnya, dua kaki si Laba-laba putus terkena hempasan tangan manusia itu. Namun ia masih bisa kembali ke punggung si anak kucing.

Karena lelah dan lapar, akhirnya si anak kucing itu menepi. Saat ituah si Laba-laba melihat seorang anak kecil sedang menuangkan makanan kucing kering di seberang. Si Laba-laba merambat ke telinga si kucing, sehingga si kucing tak jadi tertidur, ia malah mengeong karena telinganya gatal.  Si anak kecil pun menoleh. Ia segera menghampiri si anak kucing lalu membawanya pergi dengan wajah penuh sukacita. Si anak kucing pergi seraya menatap si laba-laba dengan penuh terima kasih.

si Laba-laba kini sendiri lagi, namun ia bahagia, karena akhirnya si anak kucing tidak kesepian lagi. Tapi, tiba-tiba tubuh si Laba-laba limbung. Ia sampai lupa kalau ia belum makan dari tadi pagi. Perlahan ia terus berjalan sampai menemukan sebuah gudang kosong .  si Laba-laba pun bersembunyi, menunggu mangsa. Sangat lama ia menunggu, sampai ia mulai merasa lemah, hingga akhirnya tertidur.

Saat membuka mata, alangkah terkejutnya laba-laba. Si Kucing kecil tengah berdiri di sampingya. Kucing itu sudah bersih, tapi matanya sedih melihat kaki si laba-laba yang hilang. Si kucing menitikkan air mata dan menetes di kaki si laba-laba.

Secara ajaib, kaki laba-laba yang tadi hilang tumbuh kembali. Tak cuma itu, ia juga mendapat dua kaki baru. Si kucing yang tadi murung, kini semringah. Laba-laba sangat bersyukur.

Ia lebih kaget lagi saat menyadari bahwa dengan kaki-kaki barunya, kini ia bisa memintal benangnya untuk membuat jaring. Laba-laba membuat jaring jebakan yang sangat indah. Si kucing kecil takjub sekali dengan kemampuan si Laba-laba.

Sampai sekarang, Laba-laba tetap berkaki delapan. Ia juga tetap menyukai tempat yang sepi dan tersembunyi. Ia juga masih menyaksikan hewan-hewan kesepian yang bertandang ke dekat sarangnya. Bedanya, kini si Laba-laba tak lagi kesepian. Ia menyapa hewan-hewan yang datang, juga menenteramkan hati mereka dengan pertunjukan pembuatan jaringnya yang menakjubkan.

____
Terima kasih ya, sudah baca. aku lagi belajar bikin dongeng yang heartwarming gitu deh maunya. Gimana? heartwarming apa jelek nih ceritanya? hihihi

Bagikan artikel ini:

2 pemikiran pada “Asal-usul Laba-laba Berkaki Delapan”

Tinggalkan komentar