Buku Ajaib Putri Ruby

Di suatu sore yang indah Putri Ruby mengadakan pesta minum teh dengan para sahabatnya. Putri Clare datang dengan gaun birunya yang menawan. Putri Abelle memakai topi yang cantik berhias batu permata biru. Tak kalah cantik, Putri Eliana membawa tas cokelat yang memesona.

Teman-teman Putri Ruby berkumpul di taman istana. Mereka duduk beralas tikar berwarna biru. Terhidang di depan mereka teko biru berhias bunga sakura. Cangkir teh yang berwarna senada dengan teko. Tak ketinggalan kue kering juga sudah terhidang.

“Nah, itu yang kita tunggu!” seru Putri Clare. Jari telunjuknya mengarah ke seorang putri yang memakai baju sederhana dan membawa buku.

“Lihat, penampilannya selalu tidak modis,” bisik Putri Abelle.

“Betul, si kutu buku itu hanya menghabiskan uang untuk beli buku,” dukung Putri Eliana.

“Maaf, telah membuat teman-teman menunggu.” Putri Ruby sampai di taman langsung menyapa teman-temannya dengan sopan. 

Putri Ruby menuang teko ke dalam cangkir-cangkir. Masing-masing putri memegang cangkir. Mereka bersulang dan berseru, “Kita sahabat setia selamanya!” Ting, cangkir saling bersentuhan. Pesta minum teh telah dimulai.

Setelah bersulang acara dilanjut dengan bercerita. Putri Clare menceritakan koleksi gaunnya yang menawan. Putri Abelle tak mau kalah. Dia menceritakan baru saja membeli topi dengan harga yang mahal. Topi berhias mutiara. Tak ketinggalan, Putri Eliana menceritakan telah memenangkan lelang tas unik dari warisan kerajaan.

Berbeda dengan teman-temannya Putri Ruby membuka bukunya. Ia membacakan cerita yang berjudul hari istimewa. Teman-teman Putri Ruby mendengarkan dengan ekspresi sangat datar. Karena teman-teman Putri Ruby tak ada yang suka dengan buku.

“Hai, ngomong-ngomong hari istimewa, sebentar lagi kita memperingati hari terbaik,” kata Putri Clare.

“Benar, aku akan membeli topi cantik untuk Ibuku. Tapi tabunganku tersisa sedikit.” Putri Abelle tertunduk sedih.

Putri Eliana juga bersedih. “Nasib yang sama denganku, Abelle.”

“Teman-teman, Ibu kita tak perlu sesuatu yang mahal. Tapi mereka menginginkan sebuah ketulusan cinta,” jelas Putri Ruby. Namun teman-temannya belum dapat menangkap apa yang dimaksud oleh Putri Ruby.

Putri Ruby mengajak teman-temannya ke perpustakaan yang berada tepat di samping taman, tak jauh dari kamar Putri Ruby.

“Coba bacalah ini! Kita bisa membuat karya sendiri. Tak harus beli.” Putri Ruby menyerahkan sebuah buku bersampul kuning pada Putri Abelle. Buku itu berjudul kreasi kain perca. 

“Adakah yang spesial dalam buku ini?” Putri Abelle tampak bingung.

“Baca dan temukanlah! Aku coba mencari buku lain untuk Putri Clare dan Putri Eliana.” Tak butuh waktu lama. Putri Ruby menyusuri rak buku dengan jari-jarinya. Dia menemukan buku tas antik dan unik untuk Putri Eliana. Buku cara menjahit gaun untuk Putri Clare.

Putri Ruby menemani teman-temannya membaca buku. Putri yang gemar membaca ini dengan mudah menjawab pertanyaan dari teman-temannya. Putri Eliana juga mencari tambahan referensi dengan beberapa buku lainnya.

“Ruby, apakah aku harus menjahit sendiri? Penjahit istanaku sedang sakit.” tanya Putri Clare.

“Tidak harus. Dengan buku itu, kamu bisa menunjukkan cara menjahit pada orang lain, Clare,” Putri Ruby menjelaskan pada Putri Clare. Namun Putri Clare sepertinya masih mencoba memahami.

“Aku bawa pulang saja ya, bukunya!” pinta Putri Clare.

Putri Ruby mengiyakan. Putri-putri lain juga membawa pulang buku-buku koleksi Putri Ruby.

Tiga bulan kemudian pesta minum teh diadakan di istana Putri Clare. Putri Ruby melewati jalan-jalan yang dipenuhi pertokoan kerajinan gaun-gaun yang menawan.

“Putri Clare, jalanan menuju istana sungguh sudah berubah,” kata Putri Ruby takjub.

“Betul Putri Ruby. Gaun istimewa karyaku telah menggugah hati Ibuku.” Ratu Charlotte ibu Putri Clare membuat banyak perubahan. Dia mengadakan pelatihan menjahit. Sehingga muncul desainer-desainer muda yang mahir. Maka banyak pertokoan pakaian di sepanjang jalan menuju istana. 

“Terima kasih Putri Ruby bukumu sangat ajaib,” kata Putri Eliana. Dia menunjukkan tas buatannya yang sangat unik. Dibuat dari bahan bekas, namun dihiasi dengan biji-bijian dan bunga kering asli dari alam.

“Wah, keren. Cantik sekali. Kamu kreatif, Putri Eliana.”

“Benar sekali. Buku Putri Ruby sangat ajaib. Ibuku sangat senang mendapat kado istimewa topi karyaku.” Putri Abelle menunjukkan topi karyanya.

Putri Abelle membuat desain topi bulat dari kain perca. Dibalut dengan kain brokat berwarna cokelat muda. Dihiasi manik-manik berwarna cokelat tua. Bukan berhias bulu merak tetapi berhias benang yang disulap menjadi bulu tiruan.

“Sama-sama, teman-teman! Sebenarnya setiap buku itu ajaib. Maka kita harus menanamkan dalam diri kita untuk selalu gemar membaca!” ajak Putri Ruby.

Sejak saat itu teman-teman Putri Ruby rajin menabung untuk membeli buku. Bahkan mereka juga sering mengadakan kegiatan bertukar buku. Setiap bulan para putri mengajak anak-anak dari istana untuk bergantian mengunjungi perpustakaan Putri Ruby. Membaca menjadi hobi setiap anak baik di istana maupun di luar istana.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar