Dunia Luar Cemplon

Cemplon dan Cipluk adalah kura-kura peliharaan bunda Icha sedari kecil hingga sudah lima tahun tanpa terasa mereka tinggal di rumah Icha.

Dari tinggal di aquarium yang kecil sekarang mereka sudah tinggal di kolam kemricik yang sejuk dan lebih luas.

Cemplon lebih tua dari Cipluk meski mereka sama-sama dipelihara di waktu yang sama, tetapi tubuh Cemplon memang sudah lebih besar.

Suatu ketika Cemplon mengeluh pada Cipluk,” Pluk aku bosan niy tinggal di sini, rasanya aku ingin melihat dunia luar.”

“Wah gimana ya Plon, kalau aku sih sudah senang tinggal bersama keluarga Icha, coba saja setiap 2 hari sekali tempat kita dikuras ama si Teteh, makan 2 kali pagi dan sore selalu tepat waktu, belum lagi kalo ada makanan yang tidak dimakan orang rumah, kita lahap juga. Badanku sampe gembrot begini.”

“Iya sih Pluk, memang terasa nyaman tapi kamu apa nggak bosan, kamu nggak mau melihat dunia luar yang hampir 5 tahun ini kita tidak pernah tahu. Kamu tidak ingin ketemu dengan teman-teman kita yang lain,” kata Cemplon ngedumel.

“Ya ya,  aku juga penasaran sih Plon, terus gimana ya enaknya,”kata Cipluk sambil mengkerutkan kening.

“Hmmm gimana kalau pas kolam kita dikuras Teteh, kita ngabur saja. Tetehkan asyik ngegosok-gosok kolam, Icha sekolah dan Fay si bayi itu pasti tidur sama si Bibi, kelengahan mereka kita manfaatkan untuk kabur dari ember. Kita jalan keluar lewat  pintu depan, gimana menurut kamu?” kata Cemplon bersemangat mengatur siasat pelarian.

“Aduhhh aku takut Plon, aku sih nggak kepingin terlalu tahu dunia luar. Aku sudah merasa nyaman sama keluarga yang menyayangi kita,”kata Cipluk pelan.

“ Ah payah deh kamu, nggak punya sikap untuk lebih berani,” kata Cemplon kesal.

Ya maaf deh Plon, aku nggak seberani kamu, aku masih suka bermain dengan Icha dan bercanda sama si Pipih dan Mimih (2 ikan peliharaan Icha).

“Ya sudah kalau kamu lebih senang di sini, nggak apa-apa! aku mau pergi sendiri saja, kamu bantu aku biar bisa kabur,”kata Cemplon masih dengan nada kesal.

“Kamu sudah yakin?” kata Cipluk.

“Iyalah aku ingin sekali tahu dunia luar yang belum pernah aku sentuh,” kata Cemplon yakin.

Ringkas cerita Cemplon berhasil kabur dengan pertolongan Cipluk, pelan-pelan Cemplon berjalan apalagi tempurungnya semakin mengeras dan berat. Badannya yang gemuk, memperlambat jalannya.

Hingga akhirnya “Yess! lolos aku dari pintu gerbang. Hmmm, horai aku bebas dari rumah Icha, saatnya aku nikmati kebebasan dunia luar.” Cemplon tersenyum girang.

“Wah ternyata di luar sangat luas, wow ini lah dunia luar yang selama ini tidak aku saksikan, kasiahan Cipluk dia terpuruk di kolam Icha,”  pelan-pelan Cemplon berjalan menyisir sepanjang jalan.

Belum beberapa lama tiba-tiba ”Guk … guk … guk!”

“Waduh suara apa tuh?” rasa takut Cemplon mulai timbul.

”Auw … auw … auw ….” Cemplon terus masuk kedalam tempurungnya, badannya terbolak-balik ditendang si Meksi anjing milik keluarga Anes yang besar dan berbulu tebal.

“ Waduh, wadouwww badanku linu-linu semua!” Cemplon memijat kepalanya.

“Anjing jahat masak aku mau dimakan juga,” gerutu Cemplon.

“Hmmm tapi awal yang menantang,” gumam Cemplon.

Belum lama Cemplon berjalan lagi, tiba-tiba …. ”Ciiit!!!!” Suara mobil  direm dengan tajam dan mendadak.

”Mati aku!”  Jerit Cempoln pucat pasi.

“ Uhhh dasar kura-kura jelek, bikin kaget saja! Untung tidak aku telindas,” gerutu seorang bapak berkepala botak dengan kesal.

Dengan kasar Cemplon ditendang sampai menggelinding terguling-guling.

“Byuuur,”antara sadar dan tidak ternyata Cemplon tecebur ke sungai yang memang tidak jauh dari rumah Icha.

“Aduhh badanku sakit sekali, rasanya tempurungku retak semu,  hiks … hiks … jahat sekali si bapak botak tadi mengatakan aku jelek, padahal selama ini bunda Icha selalu memujiku lucu dan gendut.”

Cemplon mulai tidak tahan untuk menangis, baru beberapa menit meninggalkan kolam yang nyaman, tapi sekarang sudah merasa menderita sekali.

Cemplon baru menyadari, ternyata dunia luar sangat kejam terhadap dirinya!

Baru termenung sejenak menyesali pelariannya tiba-tiba Cemplon tersadar sudah di dalam kegelapan. Seekor biawak bermulut besar tengah terbuka lebar dan tubuh Cemplon sudah di dalamnya.

“Aaahhhhhhh, t o l o n g…!”

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar