Masker Ajaib Si Pusy

Di sebuah kota tinggallah seorang anak perempuan bernama Shena. Ia mempunyai seekor kucing anggora berwarna putih bernama Pusy. Hari minggu pagi udara terasa segar. Biasanya mereka joging di sekitar kompleks, tetapi saat ini mereka harus tetap berada di rumah, karena ayah terinfeksi virus covid-19. Jadi, Pusy tidak bisa bermain dengan Shena di luar.
Di balik jendela, ia melihat kucing cantik bernama Meona melambaikan kukunya.
“Meong…meong! Hei pusy, ayo ikut main,” kata Meona. Pusy Menggelengkan kepala. “Memangnya kenapa?” tanya Meona heran. Raut wajah Pusy terlihat pasrah dan tak membalas. Beberapa menit kemudian, ia menarik baju gadis berusia tujuh tahun itu.
“Meong…meong…meong! Ayo kita main di luar Shen. Aku bosan nih, di rumah terus!” teriak Pusy cerewet.
“Maaf ya Pus, kata Mama kita nggak boleh keluar rumah dulu.”
“Meong…meong… meong! Pokoknya aku mau main keluar.” Balas Pusy kesal.
“Jangan berisik!” teriak Shena.
Pusy tak mau mendengarnya. Ia langsung mencari cara untuk keluar, tetapi tak ada celah satu pun untuk keluar. Akhirnya Pusy berlari ke kamar dan Shena mengikutinya. Dengan cepat ia berusaha melompat ke jendela kamar. Namun, Shena terus menghalangi lagi. Sehingga ia selalu gagal. Tiba-tiba Mama memergoki mereka berdua.
“Ada apa Shen?” tanya mama heran. “Ini, Ma. Pusy minta keluar,”
“Tidak boleh, main di dalam saja ya, Pus!” ucap mama.
Pusy pun terdiam dan merunduk sedih. Ia tak bisa berbuat apapun, karena takut kena marah.
“Ma… kenapa sih, aku sama Pusy nggak boleh keluar? Kami kan bosan, Ma ada di rumah terus.” Protes Shena.
“Sabar ya, Nak. Keluarga kita sedang menjalani masa isolasi mandiri, jadi kita harus tetap berada di dalam rumah.”
“Memangnya isolasi mandiri itu apa?”
“Isolasi adalah aturan yang berlaku, bagi pasien yang kena virus corona, jadi harus tetap berada di dalam rumah. Agar tidak semakin banyak orang yang tertular.
“Memangnya bentuk virus jahat itu seperti apa?”
“Virus itu tidak dapat terlihat oleh mata. Ukurannya sangat kecil. Ia suka bermain di paru-paru manusia. Sehingga tubuh kita jadi sakit, seperti yang ayah alami sekarang. Mulai dari batuk, pilek, demam dan sesak napas.”
“Memangnya virus itu bisa menular pada Pusy, Ma?”
“Tentu, saja. Nah, mangkanya kamu harus sering membersihkan kotorannya, tempat tidurnya, dan memandikannya.”
“Baik, Ma!” Jawab Shena.
“Pusy kamu sudah dengar nasihat Mama tadi kan? Berarti kamu juga harus pakai masker.” Ujar Shena sambil memasang masker di wajah pusy dengan paksa.
“Jangan Shen!” Protes Pusy kesal. Sebab, ternyata ukuran maskernya kebesaran. Pusy terlihat tidak nyaman. Ia pun menghindar dan bersembunyi di dapur.
Saat itu Pusy merasa sedih. Tiba-tiba muncullah seorang peri hewan yang cantik. Ia bernama Peri Nirania. ia datang dari negeri dongeng untuk menghiburnya.
“Hei, pusy kenapa kamu kelihatan sedih begitu?” tanya Peri.
“Aku ingin sekali keluar dari rumah ini. Tapi Shena melarangku, ia malah memakaikan masker yang kebesaran di wajahku.”
“Ya ampun, sikap Shena memang berlebihan. Bagaimana kalo kamu ikut saja bersamaku?”
“Tapi, aku tak mau jauh darinya. Sebab dia sahabat baikku.”
“Kalo begitu, kamu harus bersabar dan temani dia. Jika kamu pergi, pasti Shena akan kesepian.”
“Kamu benar, Peri.”
“Aku kesini untuk menghiburmu, semoga kamu suka dengan hadiah ini.”
Tiba-tiba Peri Nirania mengangkat tongkat ajaibnya kearah Pusy lalu mengucap mantra sakti.
“Bim salabim ala bim bim!” Cling!!!
Tiba-tiba sebuah keajaiban terjadi, Pusy terkejut saat menyadari sebuah masker bergambar kucing, sudah menempel tepat di wajahnya.
“Wow, maskernya keren!”
“Masker ajaib ini kuberikan untukmu, Pus. Agar dapat melindungimu dari virus dan bisa kamu gunakan untuk bicara denganku dari jarak jauh. Masker ini hanya akan lepas, jika masa isolasi kalian sudah berakhir.”
“Oh, begitu ya. Terima kasih ya peri, masker ajaib ini membuatku nyaman.”
“Sama-sama. Kamu jadi terlihat makin imut. Kalo gitu, jaga dirimu baik-baik ya, aku akan pergi.”
Pusy mengangguk dan tersenyum bahagia. Ia melambaikan tangan sebagai tanda salam perpisahan pada peri Nirania.
“Bim salabim ala bim bim. Pulang ke negeri peri hewan!” ucap Peri. Cling!!!
Tiba-tiba dalam sekejap Peri Nirania menghilang. Kemudian, Pusy berlari menemui Shena. Dengan bangga, ia menunjukkan masker baru.
“Dari mana kau dapatkan masker ini, Pus?”
“Meong, ada deh, he he…”
“Syukurlah kalo begitu. Sekarang, aku nggak khawatir lagi.”
Shena mengelus bulu Pusy yang lembut. Ia tersenyum melihat sikap pusy yang menggemaskan. Saat itulah Pusy tak marah lagi dengan Shena. Mereka pun menjalani masa isolasi di rumah dengan sabar hingga semuanya kembali sehat.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar