Kisah Semangka dan Rotan

Pada masa kerajaan dahulu, ada seorang raja yang memiliki kebun luas di belakang istananya. Di dalam kebun itu, tumbuh berbagai macam tanaman. Ada tanaman buah, tanaman sayur, tanaman hias, hingga tanaman liar pun dibiarkan tumbuh di sana. Raja meyakini bahwa setiap tanaman memiliki keunikan dan kegunaan masing-masing. Salah seorang pembantu raja bertugas merawat kebun dan menyiram seluruh tanaman itu setiap hari.

Pada suatu sore, Raja tengah duduk memandangi kebunnya yang asri. Angin sepoi-sepoi bertiup semilir membawa keteduhan. Sayup-sayup, Raja seperti mendengar suara isak tangis anak kecil. Tentu saja Raja merasa heran. Tidak mungkin ada anak kecil yang masuk ke kebun istananya, karena sekeliling kebun telah dipagar setinggi orang dewasa. Raja menajamkan telinganya, barangkali dia salah dengar. Angin kembali membawa suara isakan itu kepada Raja.

“Tidak salah lagi, itu memang suara tangisan anak kecil!” seru Raja. Raja memerintahkan penjaga kebun untuk mencari sumber suara itu. Bagaimana bisa anak kecil menyelinap masuk ke kebun istana? Raja menjadi penasaran.

Penjaga kebun menelusuri dari mana suara itu berasal. Dia berjalan hingga ke salah satu pojok kebun, tetapi tidak ada siapa pun di situ. Penjaga kebun menoleh ke sekeliling, suara itu benar berasal dari pojok kebun. Dia tertegun melihat daun semangka yang bergerak-gerak, lalu dengan perlahan dia menyibak daun semangka itu. Tampaklah sebuah semangka kecil yang berlinang air mata. Penjaga kebun lalu bertanya kepada semangka kecil, “Hei, Semangka kecil. Mengapa kamu menangis?”.

“Aku diejek oleh Rotan, Paman. Lalu, dia juga mendorongku dengan batangnya yang berduri-duri itu,” jawab Semangka terisak-isak. Penjaga kebun berpaling pada tumbuhan rotan yang berada tidak jauh dari tanaman semangka. “Rotan, apa yang kau lakukan pada Semangka?” tanya penjaga kebun pada Rotan yang tampak bergeming. Penjaga kebun kembali bertanya kepada Rotan, namun Rotan tetap tidak menjawab. “Semangka, apa yang dikatakan Rotan kepadamu?” tanya penjaga kebun.

“Rotan bilang kalau aku ini pohon yang hampir busuk, batangku kurus, daun layu, dan buahku hambar,” kata Semangka. Ternyata, selama ini Rotan selalu menguasai asupan makanan Semangka sehingga tanaman semangka menjadi kurus dan layu. Sementara Rotan dapat tumbuh besar sehingga batangnya menjadi sebesar pergelangan tangan manusia. Rotan tampak tersenyum sinis pada Semangka. Penjaga kebun yang melihat hal itu, langsung marah kepada Rotan dan mengadukan kepada Raja.

“Oh, jadi begitu. Sungguh keterlaluan sikap Rotan. Meskipun batangnya besar dan berduri, tidak sepatutnya dia menghina Semangka,” ucap Raja setelah mendengar penuturan penjaga kebun. Raja sangat membenci sikap perundungan yang dilakukan Rotan kepada Semangka. Kemudian, Raja memutuskan untuk menghukum Rotan dengan memindahkannya ke hutan luar istana. Rotan sangat menyesali perbuatannya. Dia meminta maaf kepada Semangka dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Meskipun Semangka telah memaafkannya, hukuman dari Raja harus tetap dilaksanakan. Rotan pasrah menerima hukumannya. Sedangkan Semangka dirawat secara khusus oleh penjaga kebun atas perintah Raja.

Setiap hari, Semangka disiram dengan air gula dan diberi pupuk agar pertumbuhannya bagus. Hanya dalam waktu beberapa minggu, buah Semangka semakin bertambah besar hingga saatnya matang dan dipetik. “Silakan dicicipi, Tuan Raja,” kata Semangka pada Raja. Penjaga kebun menyerahkan buah semangka yang tampak merah dan berair. Raja sangat puas menikmati buah semangka yang manis dan segar. Tidak sia-sia upaya penjaga kebun merawat Semangka. Semangka menjadi buah kesukaan Raja, dan kini menjadi kesukaan banyak orang.

Sementara itu, nasib Rotan selama berada di hutan sungguh berbeda. Sejak dihukum dan diasingkan, ia tidak lagi dirawat sehingga harus berusaha sendiri mencari asupan makanan. Batangnya yang dulu besar dan tegak, kini menciut hanya menjadi sebesar jari. Dia juga harus menjalar dan memanjangkan batangnya untuk mencari sumber air minum. Sebagai bentuk penyesalannya, Rotan menyediakan dirinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan kerajinan furnitur. Rotan menjadi tanaman yang bermanfaat bagi banyak orang.

Demikianlah konon asal-usul buah semangka dapat menjadi besar, manis, dan berair, sedangkan rotan selalu terdapat di hutan dengan batangnya yang panjang, berduri, dan menjalar atau merambat.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar