Mengejar Idola Cilik Bagian 11

Bab 11 Membantu Om Andi

“Jadi Om Andi itu kerja di panti asuhan?” Tanya Alesha, dia berbaring di karpet tebal di kamar Kak Suki.

“Bukan, Om Andi punya usaha rumah makan Padang. Dan ia pemilik panti asuhan itu. Dulu, Om Andi dan istrinya cuma berdua menjaga anak-anak panti asuhan. Sekarang, ada beberapa pegawai yang dipekerjakan oleh Om Andi.” Jelas Naya, Alesha berdecak kagum.

“Hebat ya, Om Andi.” Jawab Alesha singkat.

Naya kembali membaca buku Harry Potter milik sepupunya.

“Huh, bosan deh.” Keluh Alesha.

Naya lalu membuka laptop dan membuat playlist lagu di Spotify. Setelah itu, ia memutarnya.

“Kemarin di sanggar tari, kami menari pakai lagi Raina yang Sebening Embun,”

“Wah, kamu bikin playlist lagunya Raina ya?” Alesha mulai menari mengikuti irama. Mereka

berdua menyanyi, satu persatu lagu sudah diputar dan akhirnya habis.

“Yah.. lagunya sudah habis.” Kata Alesha.

“Mau putar lagi?” Tanya Naya, Alesha menggeleng..

“Ya sudah, terus kita mau apa?” Alesha mengangkat bahunya.

“Uh, kalau sudah begini aku jadi ingin bertemu Raina. Kegiatan Kak Raina apa ya hari ini?”

Alesha menerawang.

“Ayahku lagi apa ya, sekarang? Semoga dia nggak lupa makan!” Naya mulai berkaca-kaca.

“Sst, jangan menangis! Nanti kamu bisa video call Ayahmu. Sekarang pasti sedang tidur, kan

di Amsterdam malam hari!” bujuk Alesha.

Naya mengangguk, mengusap matanya yang basah.

“Bagaimana kalau kalian ikut Om ke panti?” Tanya Om Andi yang tiba-tiba muncul di ambang

pintu kamar Naya.

“Astaghfirullah!” Seru Alesha dan Naya, mereka kaget karena tiba-tiba ada Om Andi. Om Andi hanya tertawa.

“Ih, Om Andi. Jangan bikin kaget dong, apalagi kan dari tadi kita cuma berdua. Jadi, kirain Om siapa.”

Om Andi terkekeh. “Maaf, Maaf. Om baru pulang dari rumah makan. Yuk, mau ikut Om ke panti nggak?” Tanya Om Andi.

“Mau! Daripada kita nggak tahu mau apa di rumah terus.” Seru Alesha.

Alesha berganti baju dengan t shirt pink pastel dan legging. Sedangkan, Naya memakai baju kaos lengan panjang dan jins kesukaannya.

Setelah itu, mereka berdua menaiki mobil Expander Om Andi dan menuju ke Panti Asuhan.

**

“Assalamualaikum, anak-anak!” Om Andi memasuki rumah yang lumayan besar untuk dijadikan Panti Asuhan.

Begitu Om Andi masuk, dalamnya dijawab oleh lima perempuan berhijab yang jadi pegawai di sana. Sedangkan, para anak panti berebutan menyalami Om Andi.

“Perkenalkan keponakan Om dan temannya. Naya dan Alesha! Main bareng, ya..” Om Andi memperkenalkan mereka ke anak-anak panti.

“Hai, namaku Sara.” Sahut salah satu anak perempuan yang tampaknya kelas lima juga seperti

Naya dan Alesha.

Setelah Sara memperkenalkan diri, yang lain bergantian menyapa Alesha dan Naya. Naya senang, ia bisa berkenalan dengan banyak teman.

Setelahnya, mereka saling bertukar cerita di taman depan Panti Asuhan itu. Naya sedih mendengar cerita-cerita mereka. Ada yang ditinggal kabur oleh orangtuanya saat masih bayi, ada pula yang kehilangan orangtuanya saat kecelakaan mobil beberapa tahun yang lalu. Ada juga yang dititipkan ke panti karena orang tuanya merantau ke luar kota.

Dengan bertemu para anak panti, Naya jadi lebih bersyukur. Walaupun Ayah tinggal di luar negeri, ia masih bisa bertelponan hampir setiap hari. Dan, masih bisa bertemu dengan Ayah

walaupun sangat jarang. Tapi, mereka para anak panti?

Bahkan banyak yang tak pernah bertemu dengan orangtuanya, dan kekurangan kasih sayang

dari orang tua. Naya sangat bersyukur karena masih memiliki Ayah dan Bunda.

Saat sedang bercanda ria, Om Andi mendatangi mereka. Anak-anak itu melambai ceria pada

pemilik panti asuhan mereka.

“Hai, Om Andi.” Sapa Naya, Om Andi tersenyum.

“Anak-anak, main di sana dulu ya. Om mau bicara sama Alesha dan Naya.” Ujar Om Andi

dengan lembut sambil menunjuk ke arah ayunan di sebelah barat.

“Ada apa, Om?” Tanya Naya saat semua anak sudah lari ke ayunan.

“Om mau minta bantuan kalian, nih. Boleh ya?” Alesha yang mendengarnya penasaran.

“Bantu apa Om?” Tanya Alesha

“Panti asuhan bakal mengadakan acara amal untuk menggalang dana panti asuhan ini. Dengan

hiburan artis cilik, nih. Dan, Om mau anak-anak panti juga tampil. Bagaimana kalau kalian

yang melatihnya?” Pinta Om Andi.

“Hm, bagaimana ya?” Pikir Alesha, melirik Naya.

“Iya, Mau!” Seru Alesha dan Naya tanpa pikir panjang.

Mereka sangat senang diminta untuk mengajarkan mereka menyanyi dan menari, karena itu

membuat mereka akan sering bertemu dengan teman mereka di sini.

“Mulai besok ya, Om!” Sahut Naya.

Om Andi mengangguk sambil membelai kepala kedua anak itu.

**

“Wah, pasti seru ya mengajarkan menari dan menyanyi pada teman-teman di panti.” Kata Naya tiba-tiba.

Mereka sedang bermain ayunan, sedangkan teman-teman mereka sedang makan siang di dalam.

Alesha dan Naya sudah makan di rumah Om Andi tadi. Jadi, mereka hanya menunggu teman-

temannya makan.

Setelah makan siang, Om Andi mengumumkan tentang acara Penggalangan Dana di panti asuhan. Dan tentang, pentas mereka yang akan diajari oleh Alesha dan Naya.

Anak anak itu berlocatan gembira, mereka memang suka menari dan menari. Maka dari itu, mereka sangat antusias saat dibilang akan diajari oleh Alesha dan Naya.

“Iya, pasti seru. Siapa ya artis cilik yang diundang? Jogja punya banyak penyanyi bagus! Dan seperti apa ya saat kita mengajar nanti?” Naya membayangkan hal-hal yang akan terjadi ke depannya.

“Yang pasti itu akan seru, aku bakal menuliskannya di blogku!” Seru Alesha sambil mengayunkan ayunan dengan kencang.

“Wuhuuu!!” Seru mereka berdua.

Apapun yang akan terjadi ke depan, akan mereka hadapi berdua dengan berani!

Bersambung ke Bab 12

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar