Mengejar Idola Cilik Bagian 7

Bab 7 Bertengkar Itu Tidak Enak

Esok harinya, Alesha bersiap siap untuk pergi ke sekolah. Ia memakai seragamnya, dan juga memakai beberapa gelang di tangannya. Ia berangkat ke sekolah dengan sepeda yang sudah jarang ia pakai, dengan tas di punggung ia pun berangkat. Tadi malam ia menulis tentang pertengkarannya dengan Naya di blog. Dan kini ia menyesal.

Sesampainya di sekolah, ia buru-buru mengayuh sepedanya ke parkiran sepeda dan langsung menaruhnya di sana. Ia segera masuk ke kelas walaupun pastinya ia tidak terlambat. Alesha masuk ke kelas, yang pertama ia temui adalah Naya.

“Naya, ayo ikut aku ke taman.” Ajak Alesha salah-tingkah.

Melihat tatapan Alesha, Naya mengikutinya dengan gugup.

“Naya,” Kata Alesha sesampainya di bangku taman, Naya menutup mulutnya dengan hati-hati.

“Alesha, maafkan aku ya. Aku cepet banget emosi kemarin, harusnya aku tahu kalau itu demi video yang bagus. Maaf ya!” Kata Naya, ia membungkuk di depan Alesha layaknya orang Korea sedang meminta maaf.

“Bwahahaha!!” Tawa Alesha pecah, ia tak bisa menahan tawa melihat muka Naya. Ia tak percaya Naya sangat ketakutan padanya, sampai-sampai ia membungkuk sambil minta maaf.

“Maaf yaa..” Kata Naya lagi.

“Aku yang minta maaf, sudah ngatain suara kamu jelek. Itu kan, ciptaan tuhan. Mana boleh, kita mengejek ciptaan tuhan. Aku yang salah.” Ucap Alesha.

Naya tersenyum dan mengangguk. Mereka berpelukan, Alesha lega. Perasaan bersalahnya yang menghantuinya dari kemarin hilang sudah. Keduanya bergandengan tangan kembali ke kelas.

“Alesha, jadi kita tetap ikut lomba menyanyi?” Tanya Naya.

“Iya, dong! Mana boleh kita melewati kesempatan ini! Jarang-jarang Raina ada di Semarang selama ini, bahkan mungkin tak pernah selain konser kemarin. Jadi, ayo kita berusaha!” Seru Alesha terlalu bersemangat, mata teman-teman mereka tertuju ke arah Alesha.

“Tuh, makanya jangan suka teriak-teriak. Jadi dilihatin, kan.” Sindir Naya, Alesha terkekeh.

Setelah mereka belajar berjam-jam di sekolah, sekarang waktunya pulang! Alesha dan Naya segera pulang ke rumah masing-masing.

**

 

Sesampainya dirumah, Naya langsung mencopot sepatu dan tasnya lalu menaruhnya di tempatnya. Sehabis itu, ia mandi karena ia sudah kegerahan sehabis sekolah. Saat itu pukul tiga, Naya selesai mandi dan segera masuk ke kamar untuk berganti baju. Ia mengenakan gaun oranye kesukaannya, lalu menyisir rambut panjangnya.

Sementara, Alesha sedang menikmati makan siang di rumahnya. Ia sama sekali belum mengganti bajunya, ataupun melepas sepatunya. Ia sangat kelaparan! Setelah makan, Aleshamandi dan mengganti bajunya dengan kaus oranye dan celana pendek putih. Alesha menyisir rambut, dan memakai lip gloss di bibirnya.

Alesha dan Naya pamit pada orangtua mereka masing-masing, dan keluar untuk bermain. Mereka berdua keluar bersama-sama, Alesha dan Naya tertawa bersamaan saat tahu mereka keluar rumah berbarengan.

Rumah mereka memang berseberangan, jadi saat Alesha keluar ia dapat melihat rumah Naya yang bernuansa perkotaan.

“Hihihi, bisa sama begitu ya keluar rumah dan bajunya. Kita memang sahabat!” Kata Naya, Alesha mengangguk sambil tersenyum lebar.

Naya memasang ponselnya pada tripod, dan segera memulai videonya. Pembuatan video itu berjalan lancar, tak ada perdebatan sama sekali. Walaupun mereka harus bernyanyi berulang- ulang karena ada beberapa bagian yang salah ataupun karena mereka tertawa.

“Fyuh, akhirnya selesai juga videonya. Ternyata, capek sekali ya bikin video.” Kata Naya.

“Raina hebat ya, video musiknya banyak!” Alesha mengangguk kelelahan.

Nafas mereka terengah-engah, mereka duduk di salah satu bangku di bawah pohon.

“Alhamdulillah, kelar juga ya. Jadi, ini videonya mau digimanain?” Kata Naya.

Alesha menunjukan aplikasi untuk mengedit sambil tersenyum. Mereka mengedit video tersebut. Mereka menambahkan efek-efek di beberapa waktu, tak terlalu banyak karena takut terlalu banyak dan membuat video itu menjadi aneh.

“Oke, kalau begini kan bagus! Tinggal upload di YouTube mamaku deh!” Kata Alesha, ia menekan aplikasi YouTube di ponselnya. Dan segera menguploadnya dengan judul menarik.

“Oh ya, jangan lupa kasih hashtagnya. Kalau tidak, nanti malah dieliminasi karena tidak ada hastagnya.” Kata Naya menambahkan.

Alesha segera menulis hashtag-nya.

“Sudah diposting! Semoga, kita dapat kesempatan untuk dinner bareng Raina!” Kata Alesha, video itu telah di upload di akun YouTube Mama Alesha yang bernama ‘Pretty Ale’.

“Aamiin!” Seru mereka berdua, mereka berdua pun pulang ke rumah Alesha. Mereka langsung ke dapur dan mengambil camilan untuk dimakan berdua. Sekarang, mereka lega karena tak ada lagi urusan yang membuat mereka sibuk.

“Alesha, yuk kita ke rumahku. Kita ngadem di kamarku, AC nya baru saja dibersihkan. Jadi, dingin!” Kata Naya.

Alesha mengangguk sambil tersenyum lebar. “Ahh, enak ya numpang dingin-dingini begin pas Semarang panas. Apalagi, kita abis panas-panasan demi bikin video.”

“Aduuh, kok aku deg-degan deh. Bisa tidak ya, kita dinner bareng Raina?” Kata Naya, ia berbaring di kasurnya.

“Gimana, kalau kita lihat video milik peserta lain?” Kata Alesha, rupanya ia sangat penasaran.

“Ah, Ndak ah. Nanti, aku malah makin deg-degan.” Naya menutup matanya, dan menghela nafas.

“Tenang aja, walaupun kita nanti nggak menang.. kita masih punya kesempatan lain, kok!” Naya mengangguk, ia cekikikan karena melihat wajah Alesha yang lucu. Jadwal pengumuman juara lomba video itu akan diumumkan tiga hari lagi, Naya sangat penasaran. Kenapa sih, tiga hari lagi itu sepertinya sangat lama!

**

Hari ini adalah hari pengumuman!

Alesha dan Naya tak sabar, setelah jam pulang sekolah tiba mereka langsung cepat-cepat pulang.

Alesha dan Naya berganti baju seperlunya, dan Naya segera mengunjungi rumah Alesha. Alesha buru buru membuka instagram Raina tapi tak ada informasi apapun.

“Lho, kok nggak ada?” Kata Naya, Alesha heran.

“Coba lihat akun perusahaan rekaman Raina!” Perintah Alesha, ia sangat penasaran.

Mereka melihat akun itu, ternyata Alesha benar. Ada pengumuman lomba itu, yang hadiahnya dinner bareng Raina!

“Yaaahh, nama kita nggak ada Naya.” Sahut Alesha kecewa, Naya menunduk sedih. Nama pemenangnya adalah Ananta dan Syifa, Alesha dan Naya melihat video kedua anak itu.

“Wah, memang bagus banget ya videonya..” Kata Naya, Alesha menghela nafas.

“Ya Sudahlah, kita masih punya kesempatan yang lain lagi!” Kata Naya, ia tak mau murung terlalu lama. Itu akan mengingatkannya tentang Papa di Belanda, dan ia akan menangis lagi.

Hmm, kira-kira apa ya yang harus mereka lakukan lagi untuk bertemu dengan Raina?

Bersambung ke Bab 8

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar