Nasha Si Chef Bunny Bagian #12

Bagian #12

GARA-GARA SPONGE CAKE 

 

Di babak empat besar kami menghadapi tantangan pair challenge. Kontestan akan memasak secara berpasangan sesuai dengan tantangan yang ditentukan. Dengan dikocok, namaku keluar berpasangan dengan Titania, sedangkan Katrina berpasangan dengan Tom.

Ya Allah, mimpi apa aku semalam? Kenapa aku berpasangan dengan Titania? Ini seperti mimpi buruk di siang bolong. Aku menghela napas, berusaha menghibur diri. Mau tidak mau, aku harus kompak dengan Titania. Karena jika kami gagal, taruhannya masuk babak eliminasi. Dan, kesempatan untuk pulang jadi terbuka lebar. Tidaaak! Aku ingin pulang dengan membawa trofi juara Junior Chef, bukan pulang karena tereliminasi.

Aku menghela napas, mencoba menguatkan hati. Betapa beruntungnya Katrina yang berpasangan dengan Tom.

“Nasha! Jangan bengong, dengarkan penjelasan Chef Budi.” Katrina yang berdiri di sampingku menegur dengan suara berbisik.

Di hadapan kami, ada meja dengan sesuatu yang ditutup tudung saji. Chef Budi membuka tudung itu. Terlihat dessert dari cokelat yang terlihat sangat lezat, di sampingnya ada segelas minuman segar. “Kalian tahu siapa pembuat dessert cantik ini? Nasha?”

Untunglah konsentrasiku sudah kembali, aku menjawab dengan mengangguk. “Iya, Chef. Dessert itu buatan Chef Melinda. Ada ciri khas dalam hiasan cokelatnya.”

Chef Budi tersenyum dan membenarkan jawabanku. Kini ia memanggil Chef Melinda yang akan memperagakan cara memasak dessert tersebut.

Chef Melinda masuk ke ruang galeri. Ia memakai jaket putih khusus chef, ada tulisan nama lengkap di bagian kanan dada. Wajah cantik itu tersenyum ceria.

“Senang sekali melihat kalian masuk galeri empat besar. Masing-masing kalian punya kelebihan. Tom yang jago masak aneka masakan, terutama olahan daging. Katrina yang mahir mengolah masakan barat. Nasha yang piawai memasak menu rumahan, serta Titania yang pintar menghias dan membuat dessert.”

Dengan cekatan, Chef Melinda mulai menyiapkan bahan. “Pada tantangan kali ini, kalian diminta menduplikasi dessert kreasi saya. Yang dinilai tentu saja kemiripannya, baik dari segi tampilan maupun cita rasa. Kita akan membuat Classic chocolate cake layers with sweet chocolate ganache. Sangat mudah membuatnya asal kalian tahu triknya.”

Kami berempat memerhatikan baik-baik apa yang sedang diperagakan Chef Melinda. Jangan sampai ada satu pun yang luput dalam perhatian.

“Pertama, kalian harus membuat dulu sponge cake-nya. Nyalakan oven dengan temperatur 175 derajat celsius. Siapkan dua loyang bulat, olesi dengan margarin dan taburi tepung terigu tipis-tipis, lalu sisihkan.”

Selanjutnya dengan lincah, Chef Melinda mulai mengocok telur dan gula. “Putih telur dan gula harus dikocok dengan mixer hingga kaku. Ciri sudah kaku, jika wadah ini ketika dibalik tidak jatuh. Kenapa harus kaku? Tentu saja karena itu akan memengaruhi tekstur sponge cake.”

Chef yang selalu berwajah ceria ini menerangkan sambil menyiapkan adonan sponge cake. Ia mencampur, mengaduk hingga adonan keik siap dipanggang. Saat dipanggang, harum aroma cokelat memenuhi ruangan.

“Cincang cokelat hingga halus, lalu lelehkan. Tambahkan mentega, aduk rata, lalu masukkan krim kental, aduk rata kembali. Masak sebentar, angkat. Jangan dimasak hingga mendidih. Setelah ini, kita tutup dan simpan di kulkas.”

Sambil menunggu sponge cake dingin. Chef Melinda membuat minuman berbahan dasar cokelat. Hanya sekitar 15 menit, double chocolate blended ice mocha itu telah siap. Selanjutnya, sponge cake yang sudah dingin mulai dihias dengan lapisan cokelat ganache. Chef Melinda meletakkan stroberi segar di puncak keik.

Titania mendorongku, karena ia ingin menjadi yang pertama mencicip potongan sponge cake. Chef Melinda sampai menegurnya agar bertingkah sopan. Giliranku akhirnya tiba.

Gigitan pertama pada keik, mengeluarkan lelehan cokelat yang menempel di lidah. Sensasi rasa cokelat yang kuat berpadu dengan lembutnya keik membuatku terasa di surga. Selanjutnya aku mulai meneguk minuman cokelat. Aliran air perlahan menyegarkan tenggorokan. Lidahku bisa merasakan sensasi cokelat yang kuat berpadu dengan es moka. Benar-benar dessert yang membuat hati bahagia.

“Baiklah, kalian sudah lihat cara membuat, tampilan dan rasanya. Sekarang saatnya kalian menduplikasi. Good luck!”

Waktu memasak dimulai. Aku melirik Tom dan Katrina yang sedang menyusun strategi. Mau tak mau, aku harus mulai membuka percakapan dengan Titania.

“Titania, kamu masak cokelat ganache, aku bikin sponge cake.” Agar tidak kehabisan waktu, dengan cepat aku memberi instruksi pada Titania. Sayangnya, anak itu malah cemberut. Aku lupa jika Titania tidak suka diperintah. Ia menolak mentah-mentah usulku.

“Nggak! Kamu yang bikin cokelat ganache dan minuman. Aku yang bikin sponge cake!”  Aku terdiam, bingung. Titania pernah gagal membuat keik. Aku tidak mau ia kembali gagal di tantangan ini.

“Titania, tolong aku aja yang bikin sponge cake,” pintaku sedikit memohon. Namun, Titania menggeleng.

“Aku juga bisa, Nasha. Jangan sok tahu!” Nada suara Titania terdengar keras dan ketus. Aku melirik jam dinding yang terus bergerak. Tidak bisa begini terus, aku harus mengalah.

Aku mulai berkonsentrasi membuat cokelat ganache. Kulirik Tom dan Katrina yang terlihat kompak. Aku menelan ludah, saat itulah kusadari ada yang aneh dengan Titania. Aku menghampirinya. “Hey, kenapa?”

Wajah Titania terlihat pucat, matanya berkaca-kaca. “Ada yang salah dengan adonanku. Tadi sepertinya bukan seperti ini yang dicontohkan Chef Melinda.”

Ya Allah, rasanya aku ingin berteriak memarahi Titania. Bukannya tadi aku mengusulkan kalau aku saja yang membuat sponge cake. Sekarang aku bahkan tidak tahu bahan apa saja yang sudah dimasukkannya.

“Aku akan buat lagi adonannya dari awal. Masih ada waktu. Kamu buat minumannya, cepat!” Kali ini instruksi dariku dipatuhi Titania. Ia lari menuju meja masakku dan menyelesaikan membuat double chocolate blended ice mocha.

Waktu terus berjalan, terdengar suara lantang Chef Arjuna mengingatkan. “Tinggal sepuluh menit lagi, Anak-anak. Waktunya plating!”

Bagaimana ini, keik belum matang sempurna, tapi perlu waktu mendinginkan sebelum dihias. Dengan terpaksa, aku mengeluarkan keik dari oven.

“Nasha biar aku yang menghias!”

Dalam urusan plating, Titania memang jagonya. Jadi aku membiarkan dia yang menghias. Tepat saat Titania meletakkan stroberi di atas keik, terdengar suara lantang Chef Arjuna. “Waktu habis! Time is out!”

Bunyi lonceng jam dinding berdentang, tanda waktu telah habis. Kami berempat mengangkat kedua tangan ke atas.

Saat penilaian, dessert hasil kolaborasi Tom dan Katrina mendapat pujian. Sebaliknya, sponge cake buatan kami masih kurang sempurna.

Chef Melinda menatap aku dan Titania, bergantian. “Kalian tahu apa yang menjadi kegagalan kalian? Satu langkah terlewat akan mempengaruhi segalanya.”

Aku dan Titania hanya menunduk. Dengan hasil itu, otomatis Tom dan Katrina masuk dua besar, sedangkan aku dan Titania masuk babak eliminasi.

Bagikan artikel ini:

Satu pemikiran pada “Nasha Si Chef Bunny Bagian #12”

Tinggalkan komentar