Si Kembar Mooney

Suatu ketika, ada dua orang bersaudara kembar bernama Joe dan Jack Mooney. Dalam segala hal keduanya mirip. Cara jalannya, gaya bicaranya, senyumnya, tingkah lakunya, semua mirip kecuali kepandaian mereka. Mooney yang satu sangat pintar dan yang satunya lagi seperti keledai.

Tak seorang pun bisa membedakan mana Mooney yang pintar dan mana Mooney yang seperti keledai. Kedua Mooney tersebut tidak ingin membocorkan rahasia perbedaan yang mereka miliki.

Pada suatu saat, seisi kota membicarakan seorang laki-laki cerdik yang ada di sebuah lembah. Tampaknya, orang yang dibincangkan tersebut sedang mencari seorang anak untuk membantunya bekerja sekaligus belajar berdagang.

“Apa sih yang dilakukan pria cerdik itu?” tanya salah seorang dari Mooney bersaudara.

“Tidak banyak,” jawab seorang laki-laki tua yang ditanya salah satu Mooney. “Setahuku, dia kerjanya hanya duduk-duduk di bawah pohon rindang sambil berpikir dan berpikir,” sambungnya.

“Mmm … hanya itu?” salah satu Mooney mulai penasaran.

Laki-laki tua itu menggeleng, “Tidak. Dia setiap hari menerima tamu. Mereka menanyakan cara mengolah ladang yang baik. Orang cerdik itu kemudian memberikan jawaban. Sebelum pulang, tamu itu memberikan sejumlah uang. Hmm …, pasti laki-laki cerdik itu menjadi kaya dan gemuk hanya dengan berbicara,” katanya cukup panjang.

Tiba-tiba wajah salah satu Mooney berbinar, “Wah, kalau seperti itu, pekerjaan yang dia tawarkan sangat cocok denganku!” teriaknya.

Keesokkan harinya, dengan pakaian yang paling bagus, salah satu Mooney datang ke lembah. Dia akan menemui pria cerdik cendikia. Sebelum pergi, dia mencatat kata-kata yang akan diucapkan di depan pria cerdik cendikia.

Di depan pria cerdik itu, salah satu Mooney berkata lantang, “Inilah pekerjaan yang bisa aku lakukan!” katanya.

Pria cerdik itu tersenyum saat menerima kedatangan salah seorang dari si kembar Mooney itu.

“Tidak semudah itu anak muda. Kamu siap melakukan tes? Orang yang akan bekerja kepadaku harus mampu menjawab tiga pertanyaan,” kata pria cerdik.

Salah satu Mooney tergeragap, “Apa saja pertanyaannya?” tanyanya.

“Pertama. Berapa banyak daun yang ada di pohon ini? Kedua, siapakah manusia pertama di bumi ini? Dan ketiga, apa yang kupikirkan saat ini,” pria cerdik tersenyum, “Hanya anak pintarlah yang mampu menjawab ketiga pertanyaanku ini. Sekarang pulanglah dan pikirkan jawabannya. Besok pagi kamu kembali ke sini,” perintah pria cerdik beberapa saat kemudian.

Mendapat pertanyaan tersebut, salah satu dari si kembar Mooney putus asa. Dia tidak mampu menjawab. Itu artinya, dia tidak akan mendapatkan pekerjaan yang ditawarkan pria cerdik.

Dia lalu menemui saudara kembarnya dan menceritakan kegelisahannya, “Jangan khawatir, kamu sadar kan kalau aku lebih pintar daripada kamu? Aku sanggup menjawab pertanyaan pria cerdik itu!’ katanya tanpa bermaksud sombong.

“Apa untungnya kamu mendapatkan pekerjaan itu? Kamu tahu kan, kalau aku lebih membutuhkan pekerjaan itu daripada kamu?” kata saudara kembar Mooney yang dungu.

“Saudara kembarku, kamu tidak usah khawatir. Orang cerdik itu pasti tidak akan tahu rahasia kita. Tidak akan tahu siapa yang menjawab pertanyaannya!” kata si kembar yang pandai meyakinkan.

Esok paginya, begitu matahari muncul dari ufuk timur, si kembar Mooney yang pandai mendatangi pria cerdik di lembah. Dia langsung diberondong pertanyaan yang kemarin sudah dilontarkan.

“Coba kamu jawab, berapa jumlah daun yang ada di pohon ini?” tanya pria cerdik.

“Jumlahnya ada 37.436 helai. Jika Tuan tidak percaya dan meragukan jawabanku, silahkan Tuan menghitungnya sendiri,” jawab Mooney yang pandai.

“Lalu, siapa orang pertama di bumi ini?”

“Menurutku George Washington. Tapi, kalau yang dimaksud Tuan orang asing, itu pasti Adam.”

“Terakhir, apa yang kupikirkan saat ini?” tanya pria cerdik lagi.

Mooney yang pandai tersenyum penuh misteri, “Tuan pasti sedang berpikir, siapa aku ini sebenarnya. Tuan tidak tahu kan, kalau aku ini anak kembar?” katanya.

Pria cerdik itu bertepuk tangan, cukup puas mendengar jawaban si Mooney yang pandai, “Karena kamu mampu menjawab semua pertanyaanku, kamu aku terima bekerja di sini. Aku tidak peduli siapa kamu. Itu tidak penting!” katanya.

Akhirnya, salah seorang dari si kembar Mooney bekerja dan belajar berdagang pada pria cerdik itu. Beberapa tahun kemudian, dia menjadi kaya dan sukses. Dia juga selalu memperhatikan dan merawat saudara kembarnya yang seperti keledai.

Hingga saat ini, tak seorang pun tahu, mana Joe yang seperti keledai dan mana Jack yang pandai. Sebagian orang mengatakan, Joelah yang kaya dan sebagian lainnya mengatakan Jacklah yang kaya. Dan, sampai sekarang rahasia kekembaran mereka tetap tersimpan rapat.

Kalian punya rahasia? Kalau begitu, jangan beritahu pada orang lain seperti si kembar Mooney.

***

(Disadurdari The Mooney Boys/The Legends of The Word)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar