Ruru yang Iri Hati

Oleh Pramesetya Aniendita

Di hutan yang masih sejuk dan masih banyak ditumbuhi pepohonan, hiduplah seekor rusa bernama Ruru dan gajah bernama Gaga. Keduanya bersekolah di hutan tersebut dan menjadi teman sekelas. Suatu hari, ibu guru mereka mengumumkan hasil ujian, dan Gaga meraih nilai terbaik di kelas.

Ruru yang selalu menjadi juara kelas dan prestasinya yang tak pernah terkalahkan merasa tidak terima. “Bagaimana mungkin Gaga bisa mendapatkan nilai lebih baik daripadaku?” batinnya. Meski tahu bahwa Gaga selalu belajar dengan keras dan berdoa sebelum ujian, Ruru tetap merasa kesal.

Rasa iri dan kecewa membuat Ruru mulai menjauhi Gaga. Ia enggan diajak bicara dan bahkan malas untuk bermain bersama dengan Gaga di saat jam istirahat, seperti biasanya. Teman-teman mereka yang lain mencoba memberi semangat kepada Ruru untuk tetap bersikap baik pada Gaga, namun sia-sia.

Suatu hari, setelah pulang sekolah, Ruru tersandung dan terperosok ke dalam kubangan. Kondisi itu membuatnya semakin frustrasi. Tiba-tiba, Gaga yang melihat kejadian itu langsung datang menolong.

“Ya ampun, Ruru! Apa kamu baik-baik saja?” tanya Gaga dengan sigap ingin membantu. 

“Aku baik-baik saja. Kamu pergi saja!” jawab Ruru dengan nada tinggi. 

“Tidak, tidak. Biar aku bantu kamu keluar dari sini.” Gaga tetap bersikukuh ingin membantu Ruru. 

Gajah dengan hati-hati membantu Ruru keluar dari kubangan tersebut. Setelah itu, Gaga pun mengajak Ruru mampir ke rumahnya, yang letaknya tak jauh dari tempat kejadian Ruru terperosok. Sengaja Gaga menawarkan untuk ke rumahnya dulu, karena Ruru perlu berganti pakaian dan sekaligus mengecek apakah ada luka di badan Ruru. 

“Mari, kita bicarakan sesuatu. Kenapa kamu tiba-tiba menjauhi aku?” tanya Gaga sambil membawakan teh hangat untuk Ruru. 

“Aku tidak suka kalau kamu selalu mendapatkan nilai terbaik di kelas. Aku merasa tidak adil.” jawab Ruru pelan. 

“Ruru, kamu kan tahu aku belajar dengan keras dan berdoa sebelum ujian. Tidak ada yang salah dengan berusaha menjadi yang terbaik. Aku yakin kamu juga bisa melakukannya.” jelas Gaga dengan lembut sambil tersenyum pada sahabatnya itu.

Ruru merenung sejenak. Akhirnya, ia sadar bahwa sikapnya yang iri hati tidak adil terhadap Gaga.

“Maafkan aku, Gaga. Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini.” Seru Ruru, memecah keheningan. 

“Tidak apa-apa, Ruru. Yang penting, kita bisa saling mendukung dan belajar bersama. Bagaimana kalau mulai sekarang kita belajar bersama setiap hari sepulang sekolah?” ajak Gaga. 

Ruru setuju dengan saran Gaga, dan mulai saat itu, mereka belajar bersama setiap pulang sekolah. Keduanya saling membantu dan mendukung satu sama lain. Rasa iri dan kesal di hati Ruru perlahan-lahan menghilang, digantikan oleh kebahagiaan karena memiliki teman sejati sebaik Gaga. 

 

Diikutsertakan dalam #Taliskamis

Bagikan artikel ini:

Satu pemikiran pada “Ruru yang Iri Hati”

Tinggalkan komentar