Saat Bunda sedang menggoreng ikan di dapur, teriakan sang buah hati yang berusia enam tahun mengejutkannya. “Bom meluncur dari pesawat jetku. Duar…Duar.” Ammar berlari-lari sambil memegang pesawat jet mainannya.
“Kamu lagi main apa, Nak? Kelihatannya seru banget, sih?” tanya Bunda penasaran. “Aku lagi main pesawat jet, Bun. Kalau aku punya pesawat jet beneran, aku mau akan melindungi Palestina dan menjaga Masjid Al-Aqsa dari serangan Israel.” Jawab Ammar dengan penuh semangat.
“Oh, anak Bunda lagi main, toh. Kenapa mau membela Palestina? Kamu tahu dari mana, kalau di Palestina sekarang sedang perang?” tanya Bunda heran. Dia geleng-geleng melihat Ammar.
“Tentu saja dari berita di TV, Bun.” Kata Ammar polos. “Memangnya siapa yang bisa menolong palestina, Bun?” tanya Ammar lagi.
“Tentu saja Allah Swt, Sayang.” Bunda senyum-senyum menatap anaknya. “Aku kasihan dengan mereka. Gimana caranya supaya bisa bantu mereka, Bun?” tanya Ammar limbung.
“Mudah, kok. Pertama, kita doakan saudara-saudara muslim di Palestina.” Ucap Bunda sambil mencicipi masakannya. “Baik, Bun. Kalau yang kedua apa?”
“Kamu bisa berdonasi untuk mereka. Sisihkan uang jajanmu setiap hari dan kamu harus bantu Bunda jualan es boba. Nanti uangnya bisa buat tambahan donasi untuk palestina.”
“Baiklah Bun, aku akan mulai menabung. Aku juga mau bantu buat bobanya. Sini, Bun biar aku bantu.” Ammar menawarkan bantuan tanpa dipaksa.
“Syukurlah kalau begitu. Bunda dukung niat mulia kamu ini. Sekarang, Bunda akan memberikan kamu sebuah celengan dan kamu bantu Bunda buat boba, yuk.”
Ammar mengangguk senang. Bunda memberikan sebuah celengan berbentuk ayam pada Ammar. Dia menerimanya dan langsung memasukkan beberapa lembar uang dua ribuan. Jatah uang jajannya hari ini. Setelah itu, dia mulai membuat boba bersama sang bunda.
***
Keesokan harinya Ammar ikut Bunda berjualan di kios. Suasana di sana begitu ramai pembeli. Mereka mengantri dan Ammar begitu semangat membantu sang bunda. Meskipun lelah, dia tidak mengeluh. Dia membantu memasukkan potongan es ke dalam gelas boba dan sisanya sang bunda yang melanjutkan.
Tanpa terasa waktu sudah mulai sore, Ammar pun ke masjid untuk melaksanakan salat Magrib berjemaah. Setelah selesai salat, dia mendengarkan tausiyah dari Ustaz Arifin.
“Kaum muslimin yang saya mulyakan, saudara kita di Palestina sedang ditimpa kemalangan akibat serangan agresi dari Israel. Mari ulurkan tangan untuk membantu saudara kita di Palestina dengan ikut berdonasi bersama DKM Masjid Baitul Hikmah. Nantinya uang yang terkumpul akan kami kirimkan melalui ACT. Sebuah lembaga yang mengurus dana kemanusiaan Palestina. Apakah di antara hadirin, ada yang ingin berdonasi?”
“Saya, Ustaz.” Ammar menjawab tanpa ragu.
“Masya Allah, anak kecil seperti kamu patut menjadi contoh, kalau begitu setelah tausiyah ini, Ustaz akan minta bantuan tim kemanusiaan untuk Palestina agar memberikan kantong donasi.”
Semua hadirin yang ada di masjid itu menoreh ke arah Ammar. Mereka merasa salut karena anak seusia Ammar berani menjawab pertanyaan sang ustaz dan punya keinginan untuk membantu Palestina.
“Ada sebuah hadits riwayat Muslim yang isinya begini: “Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya.” Jadi, jangan ragu untuk berdonasi karena dengan begitu keberkahan akan kita dapatkan baik di dunia dan di akhirat. Baiklah, saya ucapkan terima kasih pada seluruh hadirin di masjid ini yang berpartisipasi untuk mendukung aksi kemanusiaan untuk Palestina, assalammualaikum wr. wb.”
“Waalaikum salam wr. wb.” Jawab hadirin serempak.
Setelah acara tausiyah selesai, semua hadirin yang duduk bersila pun bangun. Sebelum pulang, semuanya bergantian memasukkan uang donasi ke dalam kantong yang disediakan tim DKM masjid tersebut.
Ammar ikut memberikan donasi dari hasil penjualan boba hari ini. Dia sangat senang bisa ikut berdonasi untuk Palestina.
“Alhamdulillah, terima kasih, ya, Bun. Akhirnya aku bisa memberikan bantuan donasi untuk Palestina.”
“Sama-sama, Sayang. Mulai besok dan seterusnya kita juga bisa bantu mereka, kok. Asal rajin bantu Bunda jualan boba dan tabunganmu akan semakin banyak jika tidak digunakan jajan.”
“Betul, Bun. Tabunganku kalau sudah banyak aku mau kasih untuk donasi juga,”
Ammar tersenyum bahagia. Dia bersyukur bisa memberikan donasi untuk saudaranya di palestina meskipun, sedikit. Keikhlasan untuk berbagi adalah bukti cinta. Betapa Ammar cinta dengan saudaranya di Palestina.