Bau Ketiak Kemerdekaan

Malam itu Ronaldo kesal. Saat Papi selesai membacakan buku, Papi malah tertidur di sampingnya. Ditambah, Papi belum mandi sepulang kerja.

Ronaldo mengguncang-guncang tubuh Papinya, “Papi, bangun! Papi bau!” katanya sambil memencet hidung.

Papinya terbangun, lalu nyengir, “Maaf, ya. Papi ngantuk sih. Papi mandi dulu, deh.”

“Stop, Papi. Ronaldo mau tanya dulu. Kenapa orang dewasa ketiaknya bau?”

Papi melirik, “Lho, bukannya Ronaldo sudah tahu dari ensiklopedia? tadi siang pasti sudah membaca bareng Mami kan?”

“Nggak mau, aku maunya fiksi! Please….”

Papi tertawa, lalu duduk kembali. Ronaldo menutup hidungnya, “Ayo, Papi mulai cerita,”

“Oke…. begini ceritanya…”

*****

Awalnya, semua manusia hanya punya aroma yang harum. Keringat mereka sama sekali tidak bau, bahkan mengeluarkan aroma yang segar.

Namun suatu hari, Desa Aroma, sebuah desa yang damai, dipenuhi bunga dan kayu-kayu yang harum, diserang oleh sekelompok penjajah. Mereka ternyata datang dari Negeri Sesak. Negeri itu sudah membabat habis pohon untuk membuat rumah-rumah kayu yang megah. Akibatnya udara di sana jadi panas dan tidak sehat, warganya juga diserang banyak penyakit pernafasan.

Penjajah Negeri Sesak itu membawa senjata penghisap udara raksasa, dengan kantong raksasa pula. Mereka ingin merampas udara segar  dan harum yang ada di Desa Aroma.  Mereka juga bersikap kasar kepada penduduk desa, bahkan mengusir orang-orang yang hendak memanen buah atau menanam bunga-bunga.

Aroma keringat harum warga desa juga tak luput dari incaran mereka. Mereka menyuruh warga bekerja keras agar mesin penghisap bisa mengambil  aroma keringat mereka.

Diam-diam. anak-anak muda yang senang meneliti di desa aroma membuat sebuah rencana. Mereka membuat sebuah formula rahasia. Dalam sebuah rapat rahasia, mereka memberitahu rencana mereka kepada warga. Setelah mengetahui cara kerja formula itu, warga menangis sedih. Tapi, mereka akhirnya sepakat, karena mereka ingin melawan penjajah. Formula itu membuat keringat warga desa menjadi tidak harum lagi, bahkan apabila lebih banyak, ketiak mereka akan beraroma tidak sedap.Selain itu, mereka juga akan berhenti menanam bunga-bunga yang harum, sebaliknya, bunga yang ditanam adalah bunga bangkai yang bau.

Maka rencana itu pun mulai dijalankan. Setiap warga meminum formula rahasia itu, setiap hari, selama berminggu-minggu dengan sabar.

Sampai suatu hari, penjajah dari negeri sesak geger. Warga Negeri Sesak yang tadinya hidup makmur karena kiriman udara dari Desa Aroma dilanda pingsan tiba-tiba karena kini tak ada lagi aroma harum. Sebaliknya, udara yang datang memiliki aroma tengik yang menusuk hidung. Bahkan, para tentaranya kini sudah banyak yang pingsan, tidak kuat lagi tinggal di Desa Aroma.

Akhirnya, warga bersorak-sorai karena penjajah pergi dari tanah mereka.

Mereka menanam kembali tanaman-tanaman bunga yang harum, daun-daun yang harum, dan kayu yang wangi. Namun, sayangnya, aroma keringat mereka tidak bisa kembali harum sepenuhnya, tinggal aroma ketiak saja yang tidak enak kalau terlalu banyak berkeringat. Tapi mereka tak khawatir, karena mereka bisa membuat sabun dari aneka tanaman, sehingga ketiak yang bau akan kembali harum.

***

“Begitu ceritanya. Jadi, ini bau ketiak anti penjajahan, lho!” kata Papi.

Ronaldo jadi tertawa, “Aku jadi pengen cepat besar, biar ketiakku bau!” []

Bagikan artikel ini:

5 pemikiran pada “Bau Ketiak Kemerdekaan”

Tinggalkan komentar