Dito Tidak Suka Sayur

Malam hari seperti biasa keluarga Dito sedang makan malam bersama. Ibu sudah memasak aneka makanan yang lezat seperti ikan goreng, sayur sop dan tempe bacem.

“Tidak mau, aku tidak suka makan sayur,” seru Dito

“Dito makan sayur sopnya ya. Sini ibu suapi.”

“Enggak mau, Enggak suka. Dito makan tempe bacem sama ikan saja.”

“Dito makan sayurnya, ini lihat kak Rio makan sayur nih.” Kak Rio makan sayur sop dengan lahap agar Dito tertarik untuk makan sayur.

“Kalau kakak suka, kakak saja yang makan,” seru Dito sambil cemberut.

Dito adalah anak yang sangat tidak suka makan sayur. Sudah berbagai cara dilakukan ibu agar Dito mau makan sayur. Tetapi Dito selalu menolak.

“Ibu, Rio tahu supaya Dito mau makan sayuran.”

“Oh iya, bagaimana Rio?”

“Besok kita pergi bersama ya Bu,” seru Rio sambil tersenyum kepada ibu.

Keesokan harinya, Ibu, Dito dan Kak Rio pergi ke rumah Pak Parman. Di belakang rumah Pak Parman, ada banyak jenis sayuran yang ditanam. Seperti tomat, kentang, singkong juga sawi. Dito terkejut karena ini pertama kalinya dia mengunjungi kebun sayur.

“Wah segar sekali kak Dito.”

“Nah Dito sama Rio bantu Pak Parman panen sayur ya. Nanti kita makan sama-sama,” ucap Pak Parman

“Hore! Terima kasih Pak Parman.”

Dito sangat bersemangat memanen sayuran. Mulai dari memetik tomat, memanen sawi hingga mencoba mencabut kentang sendiri. Rupanya mencabut kentang susah juga. Bagian bawah pohon kentang harus digali dahulu baru bisa dicabut. Pak Parman sedang mencabut pohon singkong. Sementara Ibu dan Rio sedang memasak sayuran yang baru saja di panen.

“Ibu, Dito capek,” keluh Dito kelelahan.

“Yuk kesini Dito kita makan dulu, Makanannya sudah matang.”

Dito melihat makanan yang dibuat ibu. Semuanya dari sayuran yang baru saja dia panen. Awalnya Dito ragu dan takut untuk mencoba sayuran. Tetapi Dito mencoba memberanikan diri dan makan sesuap sayur.

“Wah lezat sekali.”

“Bagaimana Dito sayurannya enak bukan? Sayur itu banyak vitamin yang bagus untuk tubuh. Kalau belum coba dimakan, Dito tidak bisa tahu kalau sayur itu enak.”

“Iya ibu, maafkan Dito.”

“Yuk habiskan sayurnya,” ajak Kak Rio

Setelah selesai makan, Pak Parman memberikan sekantong sayuran untuk Dito dan Rio. Mulai hari itu Dito berjanji untuk mau makan sayur karena ternyata sayuran itu bergizi dan rasanya lezat.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar