Honey, anak seekor lebah madu. Dia melihat ibunya bertugas mencari nektar dan tepung sari bunga sebagai bahan pembuat madu. Ibu dan lebah madu lainnya terbang di antara bunga setiap hari. Setelah mengumpulkan banyak nektar dan tepung sari, mereka lalu kembali ke sarang.
“Waah, keren sekali Lebah Pengumpul Nektar itu!” serunya.
Dia masih terkagum-kagum melihat Pasukan Nektar itu beterbangan ke sana kemari. Ketika mendengar Honey berseru kagum, teman-temannya mengejek.
“Ih, mana bisa kamu terbang jauh. Tubuh kecilmu saja tidak bisa mengepakkan sayap dengan sempurna,” kata Dolbi.
“Jangan-jangan, belum terbang, sudah jatuh duluan…” seru yang lain.
“Ha…ha…ha….!!!” Terdengar tawa mereka keras.
Mendengar hal itu Honey membalas dengan suara lantang, “Aku bisa terbang! Aku bisa terbang!”
Tawa mereka semakin keras terdengar. Dolbi dan teman-temannya meninggalkan Honey sendirian.
Tak berapa lama, Honey mendengar seseorang berkata kepadanya. Ah, ternyata ada Lulu, lebah yang tinggal di ujung sarang.
“Biarkan saja, tidak usah didengarkan. Mereka pengganggu yang nakal.”
“Iya, tapi apa yang mereka katakan benar. Terbang saja aku belum melakukannya dengan sempurna,” keluh Honey.
“Kalau begitu, kamu harus belajar dengan rajin, bukan? Tidak hanya bersedih dan berdiam diri,” kata Lulu, “ayo, kita belajar terbang bersama. Semakin sering berlatih, tentu akan semakin jago.”
“Ayo!!!” seru Honey bergembira.
***
Setiap hari Honey dan Lulu belajar terbang bersama. Awalnya Honey kesulitan mengepakkan sayap karena belum terbiasa. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya dia terbiasa mengepakkan sayap dan terbang.
Lulu bergembira melihat Honey sudah mampu mengepakkan sayapnya. Tak terasa, hari pertama berlatih berlalu dengan begitu cepat. Langit senja mulai tampak di kejauhan.
“Ah, waktunya pulang. Ibu tentu sedang mencariku. Hari ini capek sekali. Ternyata berlatih terbang memang berat, tetapi mengasyikkan,” ucap Honey.
“Iya, waktunya istirahat. Ibuku juga tentu sedang mencari. Besok kita belajar terbang ke tempat yang lebih tinggi,” jelas Lulu.
“Baiklah. Mari kita pulang,” sahut Honey.
***
Keesokan harinya, Honey dan Lulu berlatih terbang lagi. Apabila sebelumnya belajar terbang dan menguatkan kepak sayapnya, sekarang Honey belajar terbang dengan jarak yang tinggi dan agak jauh dari koloninya. Honey juga belajar mencari dan mengendus bunga-bunga yang mempunyai banyak nektar dan tepung sari. Lulu belajar ilmu ini dari neneknya yang menjadi tetua di koloni lebah. Honey mendengarkan dengan perhatian dan mengingat-ingat apa yang diajarkan Lulu.
Honey mulai terbang tinggi dan mulai mencari bunga-bunga. Wow, di bawah sana, Honey melihat banyak sekali serumpunan bunga-bunga yang masih kuncup dengan berbagai warna dan jenis. Dia lalu melihat Lulu juga bergembira dengan penemuan mereka.
“Wah, senangnya. Bunga-bunga itu akan menghasilkan banyak madu untuk kita!!!” seru Lulu.
“Kenapa belum ada lebah yang mengambilnya, ya?” tanya Honey penasaran.
“Mereka tidak tahu karena mengira ladang bunga ini hancur terkena letusan gunung beberapa waktu yang lalu. Ternyata unsur hara telah membuatnya tumbuh subur,” terang Lulu.
***
Ketika terbang kembali ke koloni, mereka melihat banyak lebah yang berkumpul di Aula Besar dan Ratu Lebah sedang memberikan pengumuman.
“Festival Musim Kemarau akan diadakan. Ada lomba mengumpulkan nektar dan tepung sari untuk anak-anak lebah. Siapa yang mengumpulkan paling banyak, akan mendapatkan hadiah.”
Mendengar itu, semua lebah bersorak-sorai. Saatnya berpesta, setelah sepanjang hari lebah madu bekerja keras. Mereka beristirahat sejenak dalam festival musim kemarau ini. Anak-anak lebah juga bergembira karena akhirnya mereka berburu nektar dan tepung sari untuk pertama kalinya.
Anak-anak lebah membentuk kelompok untuk lomba itu. Honey melihat Dolbi dan teman yang mengolok-oloknya dalam satu kelompok.
Ketika melihat Honey, Dolbi dan teman-temannya mengeluarkan seringai mengejek. Namun, Honey membiarkan saja. Honey melihat Dolbi dan teman-temannya terbang menuju arah Hutan Terlarang.
Setelah menyandang perlengkapan untuk menyimpan nektar dan tepung sari, Honey mulai terbang. Dia teringat dengan ladang bunga yang sebelumnya ditemukannya bersama Lulu. Honey mengajak Lulu dan kelompoknya terbang menuju ladang bunga itu.
Honey, Lulu, dan kelompoknya mengumpulkan semua nektar dan tepung sari dari semua bunga-bunga yang ada. Setelah tengah hari, mereka kembali terbang ke koloni dan menyerahkan kepada Ratu Lebah. Beliau terlihat puas.
Lalu datanglah Dolbi dan teman-temannya. Mereka hanya mengumpulkan sedikit sekali nektar dan tepung sari. Mereka terkejut melihat Honey mengumpulkan banyak sekali. Ternyata apa yang mereka sombongkan seakan tidak ada artinya. Kesombongan dan meremehkan orang lain akan menghancurkanmu.