Membuat Pelangi

Tita duduk di teras rumah, menatap langit yang biru cerah tanpa awan. Hatinya sedih karena sudah lama sekali dia tidak melihat pelangi. Dia berbicara pada adiknya, Mia, yang sedang asyik memainkan boneka di sampingnya.

“Tahu tidak, Mia, sudah berapa lama kita tidak melihat pelangi?” Tita bertanya sambil merindukan kehadiran warna-warni di langit.

Mia mengangguk, “Aku juga merindukannya, Kak. Ayah bilang pelangi datang setelah hujan reda, tapi kok sudah lama sekali tidak turun hujan?”

Tita menghela nafas. “Ibu bilang ini akibat perubahan cuaca. Musim hujan seharusnya sudah tiba, tapi malah semakin panas saja.”

Mereka berdua melihat ibu mereka mengangkat jemuran. “Jemuran ibu kering begitu cepat, tapi sayangnya tanaman di halaman jadi kehausan.” ucap Tita sambil memandang tanaman yang layu.

Mia mengangguk setuju. “Aku juga merindukan hujan, Kak. Main hujan bersama-sama sangat seru.”

Tita tersenyum. “Tapi tak apa, Mia. Kita bisa menciptakan pelangi buatan sendiri, lho! Ayah pernah mengajariku cara membuatnya.”

Mia bersemangat. “Benarkah? Bagaimana caranya, Kak?”

“Kita semprotkan air ke atas senter, lalu letakkan potongan kertas di atasnya. Kita akan melihat warna-warni seperti pelangi di dinding!” jelas Tita sambil tersenyum.

Mia tersenyum lebar. “Seru sekali! Ayo, cepat kita coba!”

Dengan penuh semangat, Tita dan Mia mulai melakukan percobaan sederhana itu. Mereka tertawa dan bermain dengan warna-warni yang terpantul di dinding. Meskipun bukan pelangi sungguhan, tapi momen itu membuat mereka bahagia.

“Sungguh indah, bukan, Mia? Meskipun pelangi alami belum datang, kita bisa menciptakan keindahannya sendiri,” kata Tita sambil memeluk adiknya.

Mia mengangguk setuju. “Iya, Kak. Terima kasih sudah mengajariku cara membuat pelangi buatan. Sekarang aku tidak merasa sedih lagi karena tidak bisa melihat pelangi!”

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar