Misteri di Villa Rose

Saat masa liburan tiba Tobi dan keluarganya berencana untuk menikmati liburan bersama. Tepatnya di sebuah villa yang terletak di sekitar Gunung Oze yang bernama Villa Rose.
Villa tersebut jarang dikunjungi penghuninya sehingga kelihatan angker, padahal suasana di sana sangat damai dan dikelilingi pemandangan taman yang indah.
Mereka menempuh perjalanan selama dua jam. Sesampainya di sana, Tobi membantu ayah untuk menurunkan barang bawaan dari mobil, tetapi saat membuka pintu tiba-tiba dia mencium bau yang sangat menyengat.
“Apakah kalian mencium sesuatu? Baunya sangat menyengat, kurasa ini kotoran binatang.” Ucap Tobi sambil mengendus.
“Bukan, sepertinya ini bau tikus mati,” jawab Bunda.
“Ayah rasa kalian berdua salah, ini semua pasti karena lemari pendingin kita yang sudah rusak,” ujar Ayah menimpali.
Tobi dan Bunda saling memandang sambil seleng-geleng. Mereka tak yakin dengan pendapat ayah.
“Semua ini pasti karena pengaruh sihir yang dikirimkan oleh Ny. Eren. Dia tidak suka, jika villa ini dimiliki oleh keluarga kita. Aku yakin dia sengaja membuat masalah, agar kita tidak betah berada di tempat ini.” Kata Celine sambil menutup hidungnya dengan masker.
“Sudahlah, kita semua sudah banyak menduga-duga. Ada baiknya kita memeriksa seluruh tempat ini dengan teliti,” jawab Ayah.
Beberapa menit kemudian, Ayah bergegas menemui Pak Ben yang sedang berjaga di Pos satpam.
“Apa kau sudah membersihkan villa ini, Ben?”
“Tentu saja, memangnya ada apa, Bos?” tanya Pak Ben heran.
“Apa kau tidak tahu soal aroma busuk di ruang tengah?”
“Tidak, Bos. Kemarin di ruangan itu tidak ada bau apapun,”
“Aku jadi semakin penasaran, sebenarnya misteri apa yang terjadi di tempat ini dan mengapa ruang tengah itu berbau busuk. Sekarang, kau dan Tobi harus membantuku untuk membereskan masalah ini,” ucap Ayah.
“Siap laksanakan,” jawab Pak Ben semangat.
Pak Ben, Tobi dan ayah mulai beraksi. Mereka mengendus sambil mencari sumber bau hingga langkah mereka berhenti tepat di depan lemari pendingin. Pak Ben pun langsung memeriksanya.
“Aku tidak menemukan apapun di sini, Bos.” Ucap Paman Ben sambil membuka kulkas.
“Apa kau yakin? Sepertinya kita harus cari lagi di tempat lain. Pasti ada di sekitar sini,” jawab Ayah limbung.
Dia tak habis pikir, mengapa teka-teki dari misteri ini belum juga terpecahkan hingga membuat kepalanya pening. Dia kehabisan akal dan hampir menyerah. Namun, tiba-tiba dia teringat dengan seseorang. Dengan cepat dia pun menghubunginya.
“Halo Elf, apakah kau punya ramuan penghilang bau busuk?”
“Ada, memangnya buat apa?” jawab Paman Elf.
“Buat mengatasi masalah bau busuk di Villa Rose ini,”
“Baiklah, aku akan memberikan ramuan ajaib yang paling berkhasiat. Tunggu saja di sana,”
“Okey, sampai jumpa Elf.” Jawab Ayah sambil menutup ponselnya.
Dua jam kemudian, Paman pun Elf datang membawa serbuk ajaib dan cemilan ringan kesukaan Tobi.
“Aku sudah menunggumu sejak tadi, apa kau bawa ramuan itu?” tanya Ayah.
“Tentu saja, sekarang aku akan memeriksa penampung air pada lemari pendinginmu terlebih dahulu, setelah itu kutaburkan ramuan ini,”
Dia pun membuka penampung air pada lemari pendingin itu. Ternyata airnya terlihat sangat keruh.
“Nah, inilah penyebab bau busuk itu. Lihatlah caraku menaburkan bubuk ajaib ini.” Ujar paman Elf sambil menaburkan bubuk ramuan ajaib.
Beberapa menit kemudian, aroma busuk di ruangan itu hilang dalam sekejap.
“Nah, sekarang kalian masih mencium aroma busuk di ruangan ini tidak?”
“Wah, bau busuknya hilang. Bagaimana bisa ramuan itu bekerja dengan sangat cepat Paman?” tanya Tobi heran.
“Bubuk ini terbuat dari jamur pelapuk putih yang mengoksidasi senyawa dan membuat bau jamur pelapuk putih bekerja melapukkan sisa material. Kerja jamur jenis ini adalah memakan sesuatu yang warnanya keruh,”
“Oh begitu, Paman,”
“Iya, jadi jika ada air yang kotor dan berbau bakal dimakan oleh jamur ini, ” ujarnya.
“Wow, kerja serbuk ini sangat keren, berarti lain kali kita tidak boleh berprasangka buruk dengan siapapun, ya?”
“Benar, Nak. Jadi hikmah kejadian ini, kita tidak boleh mencurigai sesuatu yang belum terbukti kebenarannya,”
Tobi mengangguk dan tersenyum lega, begitu juga dengan ayah.
“Terima kasih Elf, akhirnya misteri bau di villa ini terpecahkan. Sekarang kami bisa berlibur di sini dengan nyaman,” ucap Ayah.
“Sama-sama, tapi aku minta maaf karena tadi saat di mobil, cemilan untuk Tobi tak sengaja terkena ramuan ini, jadi terpaksa kubuang,”
“Tidak apa-apa Elf, lain kali kau harus menyimpan ramuan ini dengan hati-hati.”
Paman Elf tersenyum malu, sedangkan yang lainnya terlihat bahagia. Kini mereka bisa menginap di villa itu dengan nyaman tanpa aroma busuk lagi.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar