Tampak di langit titik hitam sedang melayang-layang. Lama-lama titik itu menjadi jelas ternyata seekor burung berbulu hitam. Burung gagak sedang mencari tempat bertengger. Dia sudah terbang jauh sekali melintasi lautan. Hingga dia menjumpai padang hijau dan ada sebatang pohon yang rindang. Burung gagak tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk beristirahat. Dia bertengger di cabang dahan. Sambil melepas lelah dia berkicau. Memandang padang yang hijau sungguh menyejukkan mata. Dia merasa tentram damai.
Tidak lama muncul rombongan burung pipit beterbangan di padang rumput. Beberapa hinggap di batang mematuk biji-bijian yang ada. Gagak terbang mendekati burung pipit. Dia ingin mencoba akrab dengan burung-burung yang ada di padang. Tetapi burung-burung pipit terbang menjauh. Mereka seperti ketakutan karena ada seekor burung yang beda dengan kelompoknya. Mereka juga merasa asing dengan burung tersebut.
Burung gagak akhirnya kembali ke dahan pohon. Dia hanya memandang serombongan burung pipit yang sedang bermain. Ada rasa iri dan ingin berbaur namun sepertinya burung pipit tidak mau berteman dengannya. Gagak melihat seekor kerbau sendirian sedang merumput.
Kerbau itu kelihatan sedang gelisah. Apalagi cuaca panas badan terasa gerah dan gatal. Sebentar-sebentar dia menengok ke arah badannya. Sepertinya dia sedang kebingungan. Burung gagak hanya memperhatikan saja dari kejauhan. Awalnya dia enggan mendekat. Takutnya seperti rombongan burung pipit yang takut terhadapnya. Tetapi lama kelamaan burung gagak merasa ada janggal dengan diri kerbau. Merasa penasaran, akhirnya gagak mendekati kerbau.
“Kerbau, kamu kenapa? Kulihat dari tadi sepertinya kamu gelisah?”
“Eh, kamu siapa? Aku sebelumnya belum pernah melihat kamu.”
“Perkenalkan, aku gagak. Aku berasal dari pulau seberang.”
Akhirnya gagak dan kerbau terlibat percakapan. Gagak merasa senang karena mempunyai teman yang bisa diajak bercakap-cakap. Sepanjang percakapan gagak mengitari badan kerbau. Karena lelah gagak meminta izin untuk hinggap di badan kerbau. Kerbau mengizinkan gagak untuk bertengger di badannya. Gagak merasa lega bisa istirahat namun masih bisa bercakap-cakap dengan kerbau. Ketika bertengger di badan kerbau, gagak melihat ada kutu yang berjalan-jalan di badan kerbau. Kutu-kutu itu berjalan hilir mudik. Gagak ingin mematuk tetapi ragu-ragu. Gagak memberanikan diri bertanya kepada kerbau.
“Kerbau, di badanmu banyak kutu!”
“Hehehe iya, aku tersiksa badanku terasa gatal. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya.”
“Izinkan aku memakan kutu badanmu?”
“Silakan kawan, dengan senang hati. Aku malah berterima kasih kepadamu kalau kamu mau memakannya.”
Karena lapar maka gagak mematuk kutu-kutu yang berjalan di badan kerbau. Pada awalnya kerbau merasa geli ketika gagak mematuk. Dia memang merasakan gagak berjalan-jalan di sepanjang tubuhnya. Sambil berjalan dia mematuk kutu-kutu yang ada di badan kerbau. Setelah beberapa saat kerbau merasa badannya terasa enak. kerbau tidak lagi merasa gatal. Kerbau berjalan di padang rumput dan bercanda dengan gagak.
Tidak terasa matahari telah tergelincir ke sebelah barat. Sinar lembayung pertanda senja menjelang, kerbau berpamitan pulang. Dia mengucapkan terima kasih kepada gagak yang telah membantu menghilangkan kutu di badannya. Gagak juga mengucapkan terima kasih juga kepada kerbau yang sudah mau berteman dengannya. Selain itu juga dia merasa kenyang dan tidak kesusahan mencari makan. Sejak saat itu gagak dan kerbau bersahabat karib. Mereka mempunyai janji akan bertemu di padang itu setiap hari. Gagak merasa senang mendapat sahabat baru.