Serbuk kemilau kubi

Siang ini, Kubi memutuskan untuk beristirahat. Setelah sepanjang pagi berkeliling mencari madu dari bunga-bunga liar yang tumbuh di tanah lapang.

Perutnya sudah cukup penuh hingga membuatnya bersendawa. Hek…begitu bunyi yang keluar dari mulut mungilnya.

Suaranya cukup kencang dan menggema di seluruh liang. Untung tak ada yang mendengar karena memang hanya ada dia seorang dalam lubang yang berkelok-kelok.

Sambil berjalan pelan, Kubi memutuskan untuk membersihkan sayapnya. Dia memerlukan beberapa bahan yang tersimpan dalam salah satu ceruk.

Tempat yang tidak terlalu besar itu memang menjadi tempat penyimpanan berbagai bahan untuk membersihkan diri. Ada segumpal cairan hitam dari sisa madu lebah. Di sebelahnya ada setumpuk serbuk kekuningan dari bunga akasia.

Sejumput serbuk cukup untuk memoles kembali kedua sayap hitamnya. Dengan sabar Kubi membawa serbuk ke pintu liang.

Sambil memandang matahari yang bersinar cerah, Kubi melumuri kedua sayapnya dengan serbuk kuning. Pelan-pelan dia menggesekan kedua sayapnya, seperti sedang menggosokkan kedua telapak tangan.

Butiran kekuningan itu seperti melapisi sayapnya. Hingga di atas warna hitam tampak kerlap-kerlip nan cantik.

Kubi tetap menggesekan sayapnya hingga semakin berkilau. Indah sekali.

Kubi senang dan puas melihat sayapnya. Dia bersyukur memiliki sayap yang baik dan kuat sehingga dapat menjelajahi tanah lapang dan perkebunan untuk menikmati makanan dan karunia Tuhan.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar