#TalisCerpen Kado Ulang Tahun Nena

Saya senang sekali hari ini dapat undangan ulang tahun dari teman sekelas. Baru kali ini saya dapat undangan ulang tahun. Saya sudah membayangkan akan makan kue tart dan pasti ada makanan lezat lainnya. Hemmm… ah sudah tidak sabar datang ke pesta ulang tahun Nena. Ya betul, Nena adalah teman sekelas yang menurut saya orang tuanya cukup berada. Karena sepatu, tas dan peralatan yang dipakai Nena bagus-bagus. Kata Nena dia membeli di supermarket dan adanya cuma di kota.

Teman-teman selalu mengerubungi Nena apabila dia ke sekolah membawa barang baru. Entah itu penghapus, pensil, buku atau peralatan sekolah lainnya. Kadang saya dan teman-teman kagum dengan aksesoris yang dipakai seperti jepit, ikat rambut, bando yang dipakainya. Tentunya benda-benda itu sangat cantik dipakainya. Saya suka iri dan ingin memiliki, tetapi rasanya tidak mungkin karena benda-benda itu harganya pasti mahal. Saya suka bercerita kepada ibu dan minta dibelikan. Ibu selalu memberi nasihat supaya mensyukuri apa yang kita punya. Apabila ada rezeki ayah dan ibu pasti akan membelikan.

Nena bukan anak yang pilih-pilih teman dia mau bermain dengan siapa saja. Hari ulang tahunnya saja teman satu kelas diundang semua. Pulang sekolah di hari Sabtu teman-teman sudah ribut mau menggunakan baju apa ke tempat Nena. Yang membuat saya bingung adalah ternyata teman-teman sudah menyiapkan kado untuk Nena. Hal yang tidak terpikirkan oleh saya. Saking senangnya dapat undangan dan membayangkan makan kue ulang tahun menjadikan saya lupa satu hal. Bahwa pada acara ulang tahun harus membawa kado. Selama ini saya belum pernah mendapat undangan maupun merayakan ulang tahun jadi tidak tahu tentang kebiasaan itu. Saya bingung mau membawa kado apa. Harusnya dari kemarin saya menyisakan uang supaya dapat membeli kado buat Nena. Saya menjadi lesu pulang ke rumah karena bingung belum menyiapkan kado untuk Nena.

Sampai di rumah saya mencari ibu dan menceritakan tentang kegundahan saya. Ibu akhirnya menyarankan memberikan kado buku tulis yang masih saya punya. Saya mempunyai buku tulis yang belum terpakai karena saya memang irit dalam menggunakan buku. Setiap pergantian semester pamanku selalu memberikan hadiah buku tulis karena nilai-nilai saya bagus kata Paman. Saya sangat suka buku pemberian paman karena dalamnya berwarna dan sampulnya juga bagus. Saya sangat sayang dengan buku-buku pemberian paman makanya selalu berhati-hati ketika menulis supaya buku tidak banyak coretan dan cepat habis. Akhirnya dengan rasa berat saya membungkus buku-buku tersebut. Ada 5 buku cantik yang saya bungkus. Saya berharap semoga semesteran besok saya mendapat kado buku tulis lagi dari paman. Hari Minggu tiba saya sudah tersenyum manis di depan cermin menggunakan baju yang dibelikan hari raya kemarin.

Pesta ulang tahun Nena cukup meriah, ada permainan menambah semarak acara. Permainannya lucu-lucu sampai saya sakit perut tertawa terus. Saya sangat senang dan puas di acara ulang tahun Nena. Begitu juga dengan teman-teman sekelasku sangat bahagia. Karena ini pengalaman baru kami pada acara ulang tahun yang meriah. Saya dan teman-temanku memang belum pernah merayakan ulang tahun.

Hari Senin saya berangkat pagi dikarenakan ada upacara bendera. Saya bertugas sebagai pembawa teks Pancasila. Suasana kelas setelah upacara yang biasanya ramai penuh canda tawa pagi ini senyap hanya terdengar bisik-bisik. Saya lihat Nena wajahnya cemberut dan suntuk. Padahal kemarin dia kelihatan bahagia dan banyak tertawa. Saya langsung menuju ke bangku saya. Saya bertugas upacara dengan kakak kelas. Dari kelas empat hanya saya yang bertugas, lainnya dari kelas lima dan enam. Jadi saya paling akhir masuk kelas karena ikut membereskan peralatan upacara. Saya bertanya kepada Isra teman sebangku saya.

“Ada apa?” Tanya saya sama Isra sambil berbisik.

“Nena kesal!” Saya langsung mengernyitkan dahi tidak paham kenapa Nena kesal.

Isra kemudian menceritakan bahwa Nena kesal, karena kado ulang tahun yang diterimanya. Nena kecewa karena hadiah ulang tahun yang diterima dari teman-temannya kebanyakan buku. Nena tidak suka mendapat kado buku. Dia mengharapkan teman-temannya memberi kado boneka atau barang lainnya yang bagus.

“Uh, seandainya tahu hanya mau ngado buku, saya seharusnya tidak mengundang dan tidak mengadakan pesta.” Kata Nena

Saya terkejut mendengar hal tersebut. Saya merasa malu karena saya salah satu yang memberi kado buku. Saya jadi merasa tidak enak terhadap Nena. Saya jadi sedih tidak bisa memberi kado yang indah buat Nena. Kulihat teman-teman juga diam hanya beberapa anak laki-laki yang bercanda itu pun tidak terlalu keras. Ketika istirahat kebanyakan bermain di halaman kelas ada yang bermain kejar-kejaran, lompat tali dan ada yang memakan bekal di teras kelas. Saya lihat Nena tetap duduk di bangkunya. Tidak ada teman yang menyapa dan mengajaknya bermain. Sepertinya teman-teman menjadi sungkan mengajak Nena. Saya juga takut dan malu mengajak Nena bermain.

Keesokan harinya pun sama dengan hari sebelumnya teman-teman masih enggan menyapa Nena dan mengajak bermain. Nena hanya memandang kami yang sedang bermain. Hingga siangnya ketika pulang sekolah saya piket bersama dengan dengan tiga teman lainnya. Kami tidak berani menyuruh Nena, karena bukan kami tidak acuh. Tetapi karena sejak kejadian kado ulang tahun itu, kami menganggap Nena tidak mau bergaul dengan kami. Saya lihat Nena hanya diam saja ketika ikut menyapu. Kami menyapu kelas dan membersihkan papan tulis dengan ngobrol dan sekali-kali tertawa ketika Yoyon bercerita lucu. Ketika sudah selesai saya dan teman-teman akan pulang Nena mendekati kami. “Saya minta maaf.” Ucap Nena sambil mengulurkan tangan. Kami berempat saling berpandangan dan akhirnya menyambut tangan Nena.

“Iya Nena, saya juga minta maaf.” Kata Yoyon yang memang anak ramah dan lucu di kelas. Kami akhirnya saling memaafkan dan pulang sekolah dengan canda tawa. Nena kemudian berkata sangat menyesal karena merendahkan hadiah kami. Seharusnya Nena menghargai pemberian kami. Karena orang memberi hadiah pasti yang terbaik untuk diberikan kepada orang lain.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan komentar