Kerajaan Ginter Baya memiliki seorang raja dengan perangainya yang sombong dan serakah bernama Raja Indra Bumaya. Ia memiliki seorang pembantu beserta dua orang prajurit istanayang patuh dan setia kepadanya, yaitu Perdana Menteri dan Hulubalang. Raja Indra Bumaya juga memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Putri Indra Dewi. Kemudian, terdapat juga sebuah kerajaan Puspasari yang dipimpin oleh seorang Sultan yang arif dan bijaksana bernama Sultan Ahmad Mansyur. Sultan Ahmad Mansyur juga memiliki seorang Khadam dan dua orang prajurit istana yang patuh dan setia, yaitu Wazir dan Pahlawan. Sultan Ahmad Mansyur memiliki seorang anak bernama Putra Ibrahim Basari.
Pada satu waktu, Raja Indra Bumaya memanggil pembantu, prajurit istana, dan putrinya untuk mengadakan rapat tentang pendapat para pembantu, prajurit istana dan Putri Indra Dewi terhadap kepemimpinan sang Raja Indra Bumaya yang kemudian dijawab oleh seluruh penghuni istana bahwa mereka tidak pernah merasakan kesusahan melainkan kesenangan sehari-hari yang mereka dapatkan selama kepemimpinan Raja Indra Bumaya.
Singkat cerita setelah mengadakan rapat, Putri Indra Dewi meminta izin kepada ayahnya Raja Indra Bumaya untuk pergi bermain-main ke Taman Sari. Permintaan putri Indra Dewi disambut izin dari sang Raja Indra Bumaya yang hari itu sangat berbahagia. Kemudian pergilah Putri Indra Dewi menuju Taman Sari dengan ditemani seorang Jongos. Beralih pada kerajaan Puspasari yang di mana secara kebetulan juga mengadakan rapat tentang pendapat para pembantu, prajurit istana dan Putra Ibrahim Basari terhadap kepemimpinan sang Sultan Ahmad Mansyur yang kemudian dijawab oleh seluruh penghuni istana bahwa mereka tidak pernah merasakan kesusahan melainkan kesenangan sehari-hari yang mereka dapatkan selama kepemimpinan Sultan Ahmad Mansyur.
Setelah rapat selesai, Sultan Ahmad Mansyur meminta kepada Putra Ibrahim Basari untuk pergi menuntut ilmu ke Goa Gunung Marjan dimana ia dapat berguru dengan Syeh Jamaluddin. Maka pergilah Putra Ibrahim Basari ditemani Khadam. Dalam perjalanannya menuju Goa Gunung Marjan yang harus melewati Taman Sari, Putra Ibrahim Basari bertemu dengan Putri Indra Dewi. Di sanalah awal mula cinta antara Putra Ibrahim dan Putri Indra bersemi dan mengikatkan janji untuk saling mencintai. Namun pertemuan tersebut harus terpisahkan begitu cepat karena tugas yang diemban oleh Putra Ibrahim dari sang ayah tidak dapat diingkarinya.Di Goa Gunung Marjan, Putra Ibrahim bertemu dengan Syeh Jamaluddin yang akan menjadi gurunya selama pengembaraannya menuntut ilmu.
Kembali pada kerajaan Puspasari yang didatangi oleh saudagar penjual kain, yaitu Syeh Saleh dan Abu Bonon untuk meminta izin kepada Sultan Ahmad Mansyur berjualan di kerajaannya. Sultan Ahmad Mansyur memberikan izin kepada kedua saudagar penjual kain tersebut untuk berjualan di negerinya.Tidak cukup meminta izin, kedua saudagar penjual kain tersebut juga meminta surat pengantar untuk berjualan di negeri yang lain. Sultan pun memberikan kedua saudagar tersebut surat pengantar untuk berjualan di negeri lain.
Singkat cerita, kedua saudagar penjual kain itu sampai kepada Negeri Ginter Baya, ia disambut oleh perdana menteri dan hulubalang yang kemudian mengantarkan kedua saudagar penjual kain tersebut bertemu Raja Indra Bumaya. Melihat kedatangan kedua saudagar tersebut Raja Indra Bumaya awalnya tiada curiga, sampai pada saat kedua saudagar tersebut menyerahkan surat pengantar dari kerajaan Puspasari kepada Raja Indra Bumaya. Melihat surat pengantar tersebut, Raja Indra Bumaya naik pitam, murka kepada para prajurit istananya karena tahu ada kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja selain dari dirinya. Sifat rakus dan haus kuasa yang dimiliki Raja Indra Bumaya membuatnya mengirimkan surat ultimatum kepada Sultan Ahmad Mansyur untuk menyerahkan kerajaannya jika tidak ingin ada pertumpahan darah. Jelas saja Sultan Ahmad Mansyur tidak ingin melepaskan kerajaannya yang damai itu kepada Raja Indra Bumaya yang terkenal zalim dan rakus tersebut. Penolakan dari Sultan Ahmad Mansyur menjadikan perang antara dua buah kerajaan tidak dapat dihindarkan.
Sultan Ahmad Mansyur harus mengakui ketangguhan dari Raja Indra Bumaya, ia terkapar tapi tidak mati yang kemudian dimasukkan ke dalam penjara oleh Raja Indra Bumaya. Rencananya Sultan Ahmad Mansyur akan dibunung setelah menyerahkan tahta kerajaan Puspasari secara langsung kepada Raja Indra Bumaya. Dari Goa Gunung Marjan, Putra Ibrahim Basari mendapatkan petunjuk gaib yang datang melalui mimpi tentang ayahnya yang ditawan oleh Raja Indra Bumaya. Sultan Ahmad Masnyur kemudian bergegas menuju kerajaan Ginter Baya untuk membebaskan ayahnya. Sesampainya di kerajaan Ginter Baya, Putra Ibrahim disambut oleh Raja Indra Bumaya yang awalnya tidak mengetahui bahwa Putra Ibrahim adalah anak dari Sultan Ahmad Mansyur. Setelah mengetahui maksud dari kedatangan Putra Ibrahim untuk membebaskan ayahnya sekaligus membunuh Raja Indra Bumaya, akhirnya pertarungan antar keduanya tidak dapat dihindarkan.
Pertarungan kali ini dimenangkan oleh Putra Ibrahim yang berhasil membunuh Raja Indra Bumaya dan berhasil membebaskan ayahnya. Matinya Raja Indra Bumaya terdengar oleh anaknya Putri Indra yang kemudian pergi menemui pembunuh ayahnya, yaitu Putra Ibrahim. Rupanya karena kesedihan yang begitu dalam, Putri Indra tidak ingat dengan Putra Ibrahim, seseorang yang ditemuinya dahulu dan pernah berjanji untuk saling mencintai. Dengan sabar Putra Ibrahim menenangkan Putri Indra dan berusaha menyadarkan bahwa ia adalah orang yang pernah ditemuinya. Putra Ibrahim kemudian menceritakan awal mula pertarungan tersebut dan juga berusaha meminta maaf kepada Putri Indra. Kemudian Putri Indra luluh dan memaafkan Putra Ibrahim dengan syarat ia harus mau menjadi penjaga dirinya dan kerajaannya yang kini sudah tidak ada yang memimpin. Akhirnya mereka memutuskan untuk mempersatukan kedua kerajaan dan juga mempersatukan hati mereka dengan ikatan pernikahan.Mereka kini menjadi Raja dan Permaisuri dari dua kerajaan yang bersatu.
*Epos dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat