Musik dari Laut

Sebentar lagi malam tahun baru. Karina ingin sekali bisa merayakan bersama dengan Fader. Karina ingin mendengarkan Fader bermain ukulele dan menyanyi bersama-sama. Sayang, esok hari Fader harus menyelam mencari ikan dan kerang lagi di  laut Aru.

“Fader, bolehkah tidak pergi  menyelam? Esok hari sudah tanggal 31 Desember. Malam tahun baru. Fader boleh di rumah saja, bermain gitar?” tanya Karina penuh harap.

Fader mengeleng. Dielusnya rambut Karina yang keriting dan berwarna kecokelatan. “Fader menyelam untuk mencari uang, sayang. Karina harus tetap bisa sekolah.”

Kepala Karina kembali tertunduk. Ia harus kembali menjaga adiknya sendirian. Mereka pindah ke Ambon sejak Muder meninggal. Karina sudah kelas 5 SD dan bisa merawat Abed, adik kecilnya.

“Apa Karina takut menjaga Abed sendirian?” tanya Fader lembut.

Karina menggelengkan kepalanya. Abed anak yang baik. Namun menjaga rumah sendirian membuatnya kesepian. Karina suka mendengar Fader memainkan ukulele. Rumah menjadi ramai dan menyenangkan.

“Tidak, Fader. Karina hanya ingin bisa bernyanyi bersama Bapa dan Abed di malam tahun baru.”

Fader berjanji akan pulang secepatnya. Karina bisa menjaga Abed sepanjang hari. Karina sudah memasak bubur sagu dan ikan goreng yang enak untuk makan siang. Abed diajaknya bermain enggo lari sepanjang siang.

Matahari terlihat cerah. Sayang, setelah makan siang, cuaca mulai berubah.

‘Wuzzz!’ Suara angin menderu kencang. Lalu langit mulai gelap dan turun hujan lebat.

“Usy Karin, kapan hujan berhenti?” bisik Abed. Matanya terlihat membulat dan badannya mulai gemetar.

“Asal tidak mati listrik, kita aman, adikku. Mau dipeluk?” tanya Karin.

Abed mengangguk. Kadang-kadang ia menutup telinganya saat mendengar suara guntur di tengah hujan.

“Coba Fader di sini. Kalau ia bermain musik, hati kami menjadi tenang”, pikir Karina. Aha, apa sekarang Karina bisa menghibur Abed dengan musik?

“Ayo kita cari ukulele Fader!” ajak Karina. Namun ukulelenya tidak ada di sana. Ah, sepertinya ia membawa ukulelenya untuk bernyanyi di kapal.

“Tidak ada, Usy,” bisik Abed sedih. Matanya berkaca-kaca.

“Bagaimana kalau beta bernyanyi untukmu? Mau lagu apa?” tanya Karina.

“Sio Mama, Usy. Beta ingin kita bernyanyi bersama,” jawab Abed.

Bersama mereka bernyanyi hingga hujan reda. Karina melihat Abed sudah lebih gembira. Senyumnya mulai lebar, dan matanya terlihat bersinar.

“Kak, coba buatkan musik untukku!”

“Hmm, kakak tidak bisa membuat alat musik. Kamu ingin musik seperti apa?” tanya Karina.

“Yang ramai, Kak!” jawab Abed.

“Bagaimana kalau memukul kaleng bekas?” tanya Karin.

“Beta mau Usy yang membuat!”

Karina berpikir sebentar. Kemudian ia teringat akan kacang merah yang belum sempat dimasak.

“Mari kita kumpulkan kacang merah yang banyak. Masukkan ke dalam botol plastik,” seru Karin.

Mereka berdua mengumpulkan kacang merah dalam botol plastik. Lalu karina mengajak Abed menggoyangkan botol itu. Abed kegirangan mendengar bunyinya.

“Kricik! Kricik!”

“Ini namanya alat musik maracas, Abed. Kamu goyangkan maracas, dan Usy bernyanyi. Ayo bernyanyi lagu ‘Potong Bebek Angsa’!” ajak Karina.

Mereka bernyanyi sambil bergoyang. Abed masih ingin bisa bermain alat musik tiup.

“Coba kau bersiul seperti Usy,” kata Karina sambil mencoba bersiul. Namun siulan yang terdengar hanya pendek-pendek. Tidak bisa panjang dan bernada indah seperti Fader.

“Beta belum bisa bersiul. Beta mau minta tolong nene Maria memainkan floit,” kata Abed.

Nene Maria adalah tetangga di dekat rumah mereka. Ia pandai memainkan suling floit. Ketika Karina dan Abed ke rumah nene Maria, ternyata ia sedang sakit.

“Nene sedang batuk. Kalian belum bisa mendengar nene bermain. Tapi ada sesuatu untuk kalian,” kata nene Maria sambil mengambil dua kerang laut di dekat ranjangnya.

Kerang ini berukuran kecil dan besar. Warnanya putih keperakan dan cokelat keemasan. Ah, mengapa nene memberi kerang-kerang ini?

“Apa kerang ini bisa dibuat mainan, ne?” tanya Karina.

“Iya. Kalian bisa membuat alat musik dari kerang ini. Nanti kalian akan mendengar suara yang sangat indah. Musik dari laut!” kata nene sambil mengedipkan mata.

Nene Maria berkata bahwa nanti Fader bisa mengajar mereka cara membuat dan mendengar musik dari laut. Ah, Karina dan Abed jadi semakin penasaran!

Ketika Abed dan Karina sudah pulang, mereka bergantian memandangi dan menimang kedua kerang itu. Rasanya tak sabar menunggu Fader pulang.

“Tok-tok!” terdengar suara ketukan pintu.

“Siapa di luar?” tanya Karina.

Terdengar suara siulan yang merdu. Abed langsung bersorak kegirangan.

“Hore!!! Fader pulang!” kata Abed sambil berlompatan.

Karina senang sekali. Fader menepati janji untuk cepat pulang. Karina bercerita tentang pemberian nene Maria.

“Ah, nene benar. Kalian bisa mendengar musik dari laut. Namanya fu,” seru Fader.

“Bagaimana cara membuatnya? Bisa ajari kami?” tanya Karina penasaran.

Fader menunjukkan caranya. Ia mencuci kerang-kerang tersebut. Lalu ia meminta Karina mengambilkan bor untuk melubangi kulit kerang. Setelah itu, kerang dibersihkan.

“Bagaimana cara memainkan kerangnya, Fader?” tanya Abed.

“Tiup berulang kali. Nanti kita akan mendengar bunyi dari dalam kerang,” jawab Fader.

Abed meniup fu kecil. Oh, ternyata suaranya keras dan nyaring. Abed tertawa kegirangan.

“Coba kamu tiup fu besar ini, sayang,” kata Fader pada Karina.

Karina meniup kerang besar itu dengan sekuat tenaga. Suaranya berat. Berbeda dengan milik Abed. Tapi Karina senang mendengarnya.

“Wow, bunyinya indah sekali. Seperti terompet. Apa kita akan memainkannya bersama dengan ukulele Fader?” tanya Karina.

Abed dan Fader mengangguk bersama. Mereka duduk di ruang makan sambil berlatih lagu ‘Aud Lang Syne’. Lagu perpisahan untuk tahun baru. Fader memainkan jukulele, Karina dan Abed bergantian menyanyi dan meniup fu.

Karina sangat gembira. Sungguh berkat Tuhan yang luar biasa. Keluarga yang mengasihinya dan musik dari laut!

(Karya ini pernah dipilih dalam Workshop Menulis Kemenparekraf tahun 2021)

Note:

-Fu: alat musik tiup khas Maluku dari kerang.

-Floit: suling khas Maluku.

-Fader: sebutan untuk ayah.

-Usy: kakak perempuan.

-Beta: saya

-Nene: nenek

Bagikan artikel ini:

2 pemikiran pada “Musik dari Laut”

Tinggalkan komentar