Pencarian Vesivatoa [Part 16 : KEPUTUSAN BERAT]

Hologram batu berwarna biru laut seukuran mangkuk sup melayang di tengah ruangan. “Vesivatoa adalah sumber energi turbin penjernih. Batu ini bernama Oceana,” Kiyai Usman mulai menjelaskan, “Ingatlah, Anak-anak yang mulia, Oceana adalah batu air murni lautan bumi. Ia beristirahat di samudera yang tenang, tapi terancam menghilang karena cahaya mentari terhalang sampah-sampah yang berenang-renang.” “Maaf, boleh … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pencarian Vesivatoa [Part 15 : VESIVATOA]

“Ini adalah Turbin Penjernih.” Kiyai Usman mulai menjelaskan alat itu. “Alat ini digagas oleh Prof. Arnold de la Roche dan para profesor muda yang tercerdas pada zamannya. Turbin ini adalah calon penyelamat bumi. Ia dirancang untuk menghilangkan pencemar dan menjernihkan air sehingga layak digunakan oleh manusia.” “Apa alat ini pernah diuji coba, Kiyai?” selidik Kalma.  … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pencarian Vesivatoa [Part 14 : SEJARAH MASA DEPAN]

Baru sejenak mereka menyandarkan badan di kursi empuk yang laksana memeluk, Picasso telah membukakan pintunya kembali di Laboratoria. Tapi tak apa, karena rasa lelah mereka juga sudah sirna seketika oleh gelombang pijatan tak kasat mata Picasso. “Akhirnya, oksigen segar! Alhamdulillaaah …,” Ghazi menghirup udara gedung serba putih itu dalam-dalam.  “Rasanya bahkan lebih segar dari udara … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pencarian Vesivatoa [PART 13 : HUJAN MAUT]

Kelima anak itu mengikuti Nona Areth memasuki sebuah lift. Pintunya kemudian terbuka di sisi yang berseberangan. Setelah mengenakan kembali ​outdoor suit​, mereka pun keluar. Ada koridor pendek yang harus dilalui sebelum mereka bisa melihat sebuah gerbang besar yang dijaga enam tentara tinggi besar. Belum sampai di gerbang, tiba-tiba Nona Areth berhenti. “Tidak, kita tidak bisa … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pencarian Vesivatoa [Part 12 : LEBIH BERHARGA DARI BERLIAN]

“Senang bisa bertemu lagi, Kawan-kawan!” Kiyai Usman menyapa mereka. “Sudah melihat semua koleksi herbal kami?” “Mengagumkan. Banyak sekali jenisnya,” Kalma segera menjawab, tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berbincang dengan sosok yang dikaguminya itu. “Hanya tanaman-tanaman ini yang selamat dari kepunahan. Sebagian besarnya bermanfaat untuk penawar infeksi saluran pernafasan dan penyakit kulit. Mungkin di zaman kalian, … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pencarian Vesivatoa [Part 11 : PENJAGA KEHIDUPAN]

Asher berjalan mendahului anak-anak. Bangunan merah itu dilindungi oleh pagar besi yang tinggi. Sebuah pintu baja besar menyambut kedatangan mereka. Berbeda dengan bangunan lainnya yang pernah mereka masuki, laboratorium ini lebih ketat pengamanannya.  Pertama, Asher harus memindai kornea matanya di depan kamera. Kemudian laki-laki tegap itu memindai seluruh tubuhnya ke sebuah mesin yang ada di … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini:

Pencarian Vesivatoa [Part 10 : LAUTAN MANUSIA ]

Baru selangkah keluar dari pintu, seseorang menabrak Adora hingga ia terhuyung. Untunglah Asher sigap menangkapnya. “Ayo, kita jalan. Tetap bersama-sama ya, Anak-anak!” suara Asher terdengar dari mini speaker di dalam helm masing-masing. Begitu Asher melangkah, lautan manusia itu seakan membelah demi memberi ruang bagi mereka untuk masuk. Semua orang mengenakan outdoor suit yang mirip seperti … Baca Selengkapnya

Bagikan artikel ini: